Selasa, 28 November 2017

              Boeatmoe..........

kembang itu sengaja kupotret untukmu,

dengan kamera poket yang kumiliki,
hanya sekedar ingin membagi,dan mengingatmu,
bahwa aku mencintaimu.

mungkin kamu tak perlu tahu,
kalau kupetik bunga itu,
artinya aku hanya membawamu bunga layu
Jalan terbaik buatku adalah, 
aku ingin selalu membawakanmu bunga segar yang kukemas dalam kameraku

kamojang di suatu hari,
dalam kepulan nafas yang memutih di udara,\
aku meringkuk dalam selimut dan duduk dekat perapian,
aku ingat kamu,
tapi aku yakin bahwa sesosok aku tak pernah ada dalam pikiranmu.
kubuang jauh-jauh wajahmu di api kamojang agar aku turun tak membawa beban kangen




Kembang putih di alas purwo

biarpun engkau ada dalam kawasan gelap,
kamu tetap saja setangkai kembang,
yang memberikan keindahan ke sekelilingmu.


memang tak ada yang menyentuhmu,
bukan berati kamu tak berarti,
karena dunia ini tak lengkap tanpa kehadiranmu.



Alas purwo menjadi indah karena kehadiranmu.

cilik mentik bekitik,
itu julukanku padamu,
aroma wangi kucium saat kulangkahkan kaki menyentuh bumi, Alas Purwo






Minggu, 19 November 2017

DESEMBER

Hampir Desember, salju disana sudah mulai ada,
Tepat tanggal 25 Desember pasti salju turun lebih deras
Diam, memutih dan lebih hangat drpd musim gugur,
Aku jadi kangen..
Kapan ya kita ketemu lagi?
Jadi teringat dengan langkah gontai kita menelusuri kolam yg sdh beku,
Sambil menghitung langkah menuju dormitori,
Syal leher kita basah oleh salju,
Hembusan nafas kita membeku di udara,
Lalu kamu katakan.." sepi ya klw akhir tahun"
Maka kujawab.."semuanya sedang urlaup"
Dan pintu kampus semua terkunci
Kecuali kita mendapatkan jatah kunci kapanpun kita mau datang..
Esokpun kita janjian,
Minum kopi di dekat mesin kopi dalam kampus,
Untuk menikmati mata hari dalam gedung kaca,
Yang terganggu oleh turunnya salju
Lalu kita berbincang lagi,
Kapan lembaran akhir dari tulisan kita selesai,
Kitapun sama sama menunduk,
Bisakah kita menyelesaikan dengan tepat waktu?
Dalam renungan kita soal tulisan,
Akhirnya aku melonjak, melompat,
Dan kamupun kaget..aku jadi geli melihat matamu heran melihatku
Sebab aku tahu kamu pasti akan bertanya,
Ide konyol apalgi yang akan keluar dari kepalaku,
Sebab kamu yang paling tahu bahwa aku tak pernah punya pikiran linear.
Aku hanya tersenyum dan mengajakmu keluar,
Bermain salju,
Kamupun mau,
Dan kulempar badanmu dengan segumpal baju,
Akhirnya kamu mengeluarkan sumpah serapah sambil mengejarku..
Kita tertawa berdua,
Dan lepas sudah beban kepenatan dalam kepala kita..
Semua kegundahan kita lepas terlempar lewat bola bola salju
Kamu sekarang bagaimana di alam sana?
Semoga kita bertemu di surga

Hasil gambar untuk GAMBAR SALJU

                                                                     Gambar terkait

Sabtu, 18 November 2017



TANAMAN BUAH

Saya pernah minta mangga yang mentah pada teman saya,
tapi ditolaknya, 
alasannya adalah agar mangga yang akan dimatangkan di pohon tersebut tidak menjadi asam,
atau memang dia tidak akan memberikan kepada saya?
wallahualam bissawab

Saya tidak menceritakan pada dia bahwa saya juga memiliki pohon mangga
yang saya tanam di bantaran sungaidi depan rumah saya,
karena dulu saat saya menempati rumah yang sekarang saat ini,
sudah terobsesi untuk menanam mangga yang saya saya sukai,
yaitu mangga madu rumah,
mangga yang didalamnya terdapat bintik-bintik merah dan rasanya sangat manis
mengapa saya terobsesi oleh mangga ini?
karena dulu saat kecil saya sering ke rumah nenek buyut saya di Daerah Besuki, Situbondo, Jawa Timur selalu disuguhi mangga rumah atau mangga madi gurih yang dipetik di depan rumah,
jadi masih teringat jelas tentang mangga tersebut.

mangga madu rumah atau kalau orang Jawa Timuran bilang "pelem madu" merupakan tradisional atau khas daerah Besuki Jawa Timur tersebut,
Orang yang menanamnya sangat menyayangi mangga tersebut karena relatif mahal,
Mbah Buyut saya juga mendapatkan nilai ekonomi yang tinggi dari hasil penjualan mangga tersebut,
apalagi daerah Besuki adalah Daerah pantai yang sangat coco untuk pertumbuhan mangga,
rasa mangganya berbeda dengan yang di wilayah tengah atau pegunungan.

Selain mangga saya menanam pohon jambu merah di depan rumah,
saya sering berlomba dengan codot atau kalong yang suka ngintip buah2an yang masak.
tanaman jambu biji merah tersebut saya tanam dekat pohon pala dan salam,
tujuan saya menanam jambu tersebut adalah sebagai obat diare,
dan nyatanya saat berbuah saya juga senang.
gambar jambu biji merah di bawah tersebut terlihat dimakan oleh codot. setelah saya incip...ehmm...enaknya..muanizz tenan

aku ora mati walaupun gak dikasih mangga ama kamu kan??? kan sudah tahu bahwa memberi adalah sedekah..makanya jangan pelit-pelit ngasih buah ama temennya








AIR MATA

Sebelum saya meneruskan membaca buku usang, maka sebaiknya saya mau menulis sedikit di FB ini. saya tidak tahu siapa yang akan membaca tulisan ini, yang penting bahwa saya akan tetap menulis apapun penilaian pembaca, apakah membosankan, atau menarik atau malah sebaliknya akan menjadi sebuah inspirasi.
yaaaa, saya akan menulis tentang airmata,
lhoo ..kok air mata? kan kalau kamu suka mengeluarkan air mata pastinya cengeng doonk..
ahhh..rupanya yang mengatakan bahwa saya mengeluarkan airmata itu lah yang saya sebut sebagai manusia sok kuat..
Apa pasal? 

karena sebenarnya manusia normal itu harus mengeluarkan air mata dalam skala waktu tertentu, 
karena dengan deraian airmata itu mengeluarkan virus2 atau debu2 yang ada dalam saluran airmata, yang menyambung ke hidung serta membasahi kelopak mata agar tidak kering..bila seseorang tidak pernah mengeluarkan airmata, misalnya tidak pernah menangis maka perlu dipertanyakan penyakitnya. apalagi orang tersebut selalu di depan komputrer seperti saya,. maka wajib bagi saya untuk sesekali mengeluarkan air mata.
Cuman yang menjadi alasan bagaimana agar airmata bisa keluar, apakah dengan mengupas bawang merah, atau baper?? itu tergantung situasi, bisa jadi saat saya sholat sering menangis, atau melihat sesuatu yang menyentuh perasaan maka dengan otomatis saya akan menangis. cengeng? iya..kadang saya akui bahwa saya cengeng, dan sering kecengengan tersebut saya pelihara agar saya bisa memelihara perasaan halus saya yaitu mudah iba, daripada saya berhati batu? Karena dengan hati batu, maka sifat empati kepada makhluk lainnya dijamin tidak ada, apalagi habliminannas..pasti kurang.
nah..jangan katakan bahwa orang menangis itu selalu cengeng sebab setelah menangis karena sebuah masalah, pasti akan menjadi luruh dan tersapu oleh udara sekitarnya...apalagi anda saat ini mengalami tekanan berat soal pekerjaan, atau rumah tangga atau percintaan..menangislah..bermunajatlah..dan cari teman terpercaya untuk curhat agar anda menjadi lega...setelah itu anda akan bebas dan merdeka atas kejadian atau keputusan yang anda alami....sebab menangis itu natural dan Allah SWT menciptakan mata dan airmatanya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri....
kembali baca buku usang lagi ah....



AWAN

Aku akan bercerita tentang perjalanan panjang sebuah awan,
Yang memutih diantara langit biru,
Memandang jernih ke arah gunung gunung,
Dia mengatakan bahwa tempat ini masih jauh dari polusi.
lalu Kubertanya pada awan,
Akankah dia mampir ke lokasiku saat ini,
Menjernihkan langitku agar jadi biru seperti di Tana Toraja,
Yang saat ini lokasiku selalu tampak kelabu,
Dan tak pernah terlihat awan menantang diantara langitku
Yang ada hanya mendung dan mendung
Awan memberiku persyaratan,
Kalau kuingin melihatnya diantara langit biru,
Hentikan dulu asap pabrik,
Kendalikan asap mobil dan motor,
Pendam sampah agar tak jadi asap,
Dan buang limbah logam pada pada tempatnya .
Akupun setuju
Tapi aku tak berdaya
Toraja, 14 november 2017












Jumat, 10 November 2017

ANGAN-ANGAN JELANG
DESEMBER 2017

Saya tidak bisa membayangkan Desember 2017 saya,
Apakah akan bersalju,
Atau berair,
Atau berbunga
Atau di ruang hampa..
Kangen sih sebenarnya Desember bersalju,
Tapi kapan dan dimana?
Sebab terakhir yg saya nikmati Desember adalah saat saya menggunakan jaket kuning,
Berfoto ria diatas tumpukan salju,
Bercanda dengan bebek di atas kolam yg beku,
Kemudian sayonara.....that's it
Lalu ingat juga bahwa desember itu malah lebih hangat dibandingkan musim gugur,
Kemudian gelap menjadi terang,
Serta bau arak anggur di kedai
Dan terompah yg tersandung oleh salju
Desember masih dua bulan lagi,
Tapi memori desember melekat tak mau lepas,
Karena kebiasaan Desember adalah selalu packing ke luar kota,
Kadang menyendiri di SituGunung ke arah sukabumi,
Menikmati macet,
Lalu menikmati kesunyian di Situ Gunung
Wait and see...apakah Desember saya akan menjadi Desember ceria



Kamis, 09 November 2017

SAYA TIDAK PERNAH RAGU

SAYA TIDAK PERNAH RAGU
saya tidak pernah ragu terhadap kemampuan atau daya lenting masyarakat Indonesia untuk bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi. Apa pasal? karena kita pernah bangkit dari keterpurukan ekonomi pada tahun 1997-1998, dimana negara Indonesia berada dalam titik terendah. Banyak analisa yang mengatakan bahwa keterpurukan ekonomi kita pada saat itu disebabkan oleh stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini baru disadari bahwa hutang swasta tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius, dimana antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta (kata World Bank, 1998).
Para kreditur asing sangat bersemangat meminjamkan modalnya kepada perusahaan-perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah, memiliki surplus anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.

Daya tarik dari “dynamic economies’” ini telah menyebabkan net capital inflows atau arus modal masuk (yang meliputi hutang jangka panjang, penanaman modal asing, dan equity purchases) ke wilayah Asia Pasifik meningkat dari US$25 milyar pada tahun 1990 menjadi lebih dari US$110 milyar pada tahun 1996 (Greenspan 1997). Sayangnya, banyaknya modal yang masuk tersebut tidak cukup dimanfaatkan untuk sektor-sektor yang produktif, seperti pertanian atau industri.
Pada saat terjadinya krisis ekonomi tersebut, masyarakat masih bisa memenuhi kebutuhan bahan pangan dasarnya (basic needs) karena banyak mengandalkan sumberdaya alam, terutama pertanian. Mungkin yang banyak bangkrut adalah kegiatan yang banyak bergerak di pembiayaan konsumsi, pasar modal, dan khususnya bagi Indonesia dan Thailand, sektor perumahan (real estate) yang paling banyak memanfaatkan biaya pinjaman. 
Bagaimana dengan masyarakat petani? survive.....karena mereka tidak butuh belanja yang besar seperti yang saya katakan tadi, mereka hanya butuh makan. Beruntungnya masyarakat Indonesia memiliki tanah yang subur, sumberdaya alam yang banyak serta kawasan hutan yang luas. hal tersebut yang menjadi andalan untuk memperkuat daya lenting kebangkitan ekonomi Indonesia di tingkat akar rumput.
Kesuksesan ini tentunya diperlukan komitmen yang tinggi agar sumberdaya alam kita tetap tidak mengalami keguncangan, yaitu daya lenting sumberdaya alam tersebut paling tidak seimbang dng peruntukannya.

Sebagai gambaran, pada saat terjadi "rush" kebutuhan beras di perkotaan karena akan ada isu reformasi, maka hanya masyarakat perkotaan saja yang mengalami kepanikan terhadap stock beras. Sedangkan masyarakat pedesaan memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk memenuhi basic needs nya, dan banyak melakukan subsitusi terhadap beras kepada hasil pertanian lainnya misalnya ubi, singkong, sagu serta bahan karbo lainnya.


sebagai gambaran, masyarakat Papua dan Maluku sangat mencintai Sagu sebagai makanan pokok. Dilihat dari konten sagu maka sama dengan beras. Dari hasil pengalaman di lapangan Sagu tersebut memiliki keistimewaan yaitu Gluten Free, makanan bebas gluten atau sebagai bahan dasar makanan yan bebas gluten, sangat cocok bagi penderita penyakit celeac atau magh yang sudah parah. Sagu memang bisa dijadikan subsitusi beras, hanya tidak semua masyarakat Indonesia familier dengan sagu.

Kebutuhan terhadap sagu sangat tinggi di Papua, jadi manakala sagu digantikan beras semuanya, maka betapa banyak kebutuhan pemerintah terhadap beras, sehingga berapa banyak stock yang diperlukan untuk kebutuhan makan rakyat Indonesia. untuk itulah maka diversitas pangan  sangat diperlukan.



Bogor, 2017





Selasa, 07 November 2017

KEARIFAN TRADISIONAL
perjalanan ke suatu tempat adalah sesuatu banget, dimana kita bisa banyak belajar tentang apa saja yang positif untuk pengembangan ilmu dan jiwa kita, serta satu hal lagi adalah menambah networking kita.
kadang ilmu kearifan tradisional dan kematangan jiwa serta networking tidak didapat kan secara formal di bangku kuliah.
Dan tentu saja apa yang kita dapatkan akan mempengaruhi kita untyuk mengambil sebuah kesimpulan yang akan dituangkan pada pengambilan keputusan kita sendiri. gak usah muluk-muluk untuk dijadikan sebuah keputusan pemerintah karena itu memakan waktu dan pasti akan menjadi perdebatan yang panjang.
saat ini saya ingin mebahas tentang ilmu ekonomi dari sebuah pedesaan yang menurut saya perlu saya anut nanti pada tiba waktunya.mengapa ilmu ekonomi? karena mereka belajar secara autodidak tentang ilmu tersebut. mereka tidak memiliki kemampuan untuk duduk di bangku kuliah lalu belajar ekonomi secara khusus. mereka tidak mengetahui BEP atau break event point atau garis marjin apalagi keseimbangan ekonomi yang dikaitkan dengan ilmu lingkungan.
saya akan fokus pada apa yang akan saya bicarakan, yaitu pola tanam sengon di dua desa yang berbeda kabupaten. Sudah tahu kan bahwa sengon saat ini sangat booming di jawa timur? terutama tapal kuda? yah karena disana banyak sekali pabrik kayu dan pertukangan yang membutuhkan kayu sengon, dan sengon memiliki daya jual tinggi. jadi kalau saya katakan sengon sangat sexy disana.
Di desa ke arah gunung di Lumajang, petani disana menanam sengon dengan jarak 4 x 6 m..jadi rata-rata jumlah per ha adalah 400 pohon...woooh? kok lebar banget? yah alasan mereka adalah agar mereka bisa menanami palawija di tengahnya sehingga mereka memiliki "pendapatan antara", yang bisa mengisi bulan-bulan kosong sambil menunggu masa tebang sengon, dan selain itu mereka memiliki katyu sengon yang luar biasa besar diameternya.
Selain itu saya juga melihat pola tanam yang dilakukan di Desa Sumber Wringin, Bondowoso. Petani disana umumnya menanam sangat rapat, dengan harapan mereka akan mendapatkan hasil yang banyak kayunya. Memang mereka banyak mendapatkan jumlah kayu yang banyak namun kurus-kurus, dan mereka tidak bisa menanam di sela-sela kayu sengon tersebut karena tajuknya rapat. Jadi mereka harus menunggu akhir masa tebang tanpa mendapatkan "pendapatan antara" selama menunggu masa tebang..
Jadi...kebijakan lapangan tersebut tergantung dari pengalaman, contoh dan kearifan..serta "basic need" mereka.
Basic needs = kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan

bunga kamboja jepang