BAKAU
Kalau ngomong bakau saya jadi ingat obrolan dengan
teman-teman sewaktu SMA, kebetulan ada teman yang suka merokok, lalu dia
tanya…. “er, bapakmu punya bakau nggak?...”, maka sayapun masuk ke ruang kerja bapak untuk mengambil
secuil bakau secara diam-diam..…
saya berikan bakau tersebut, lalu oleh temen perokok (tem)bakaunya dilinting dibungkus kertas tipis yang manis rasanya, dan teman itu merokok serta
menikmatinya sambil mengebulkan asapnya ….itu jaman old.
Dan setelah masuk ke fakultas kehutanan, ada pelajaran dendrology, dimana salah satu tumbuhan yang dipelajari adalah pohon bakau.
Mata ini cukup
terbelalak saat almarhum dosen yang ahli dendrology bercerita tentang hutan
dan pohon bakau…....... surprise, …..rupanya kalau bicara
bakau itu adalah tanaman pantai, bukan (tem)bakau seperti jaman
old….hahaha..saya tertawa sendiri setiap kali pak dosenku itu memberikan pelajaran
tentang pohon bakau, karena yang terbayang adalah (tem)bakau.
Bakau itu sebenarnya nama pohon yang berada hutan pantai, atau juga hutan
mangrove atau di atas rawa-rawa maupun payau, bahkan di muara sungai besar, juga tumbuh bagus di daerah pasang surut.
Dia bisa tumbuh secara optimal pada areal yang
tergenang dalam, serta pada tanah yang kaya humus. Pohon bakau yang bahasa
latinnya adalah Rhizophora mucronata memiliki kulit batang hitam. Mungkin
anda saat berlibur ke daerah pantai, anda akan melihat segerumbulan pohon yang
menantang air laut baik saat pasang maupun surut…nah…itu gerumbulan pohon
bakau.
gambar bersama rekan2 satu laboratorium mangrove Universitas Ryukyu
Saya jadi teringat saat saya ambil kursus pendek selama
9 bulan di Universitas Ryukyu tentang Hutan Mangrove di Okinawa Jepang pada
tahun 1990. Salah satu Sensei (Sensei adalah professor dalam istilah bahasa jepang), yang ahli di hutan bakau, selalu menekankan pentingnya hutan bakau di daerah pantai, baik untuk mencegah abrasi sekaligus sebagai tempat berkembangnya biota laut yang bernilai ekonomi tinggi.
Kami diajaknya ke Pulau Iriomote (Iriomote Island), dimana disana pantainya menjadi salah satu tanggung jawab dari Universitas Ryukyu di Okinawa. Pada sebagian pantai Pulau Iriomote tersebut penuh dengan penanaman hasil penelitian mahasiswa Universitas Ryukyu.
kami berkunjung setiap satu bulan sekali dari Pulau Okinawa. hitung-hitung liburan gratis...dan Pulau Iriomote ini destinasi wisata yang mahal lho....
Saya tidak tahu kondisi saat ini seperti apa Pantai Iriomote, karena pada saat penanaman di tahun 1990 (jadi saat ini sudah mencapai umur 28 tahun pohon bakau-bakauan tersebut) tinggi pohon bakau yang ditanam oleh mahasiswa tersebut masih satu meter, tentunya saat ini sudah tinggi, indah dan menghasilkan.
Mahasiwa di Laboratorium tersebut sangat menyukai jenis Bruguiera, sp, atau kalau orang Indonesia menamakannya Putut (Bruguiera gymnorhiza) dan Burus (Bruguiera Cylindrica).
Mengapa Bruguiera? nanti kita ulas tersendiri, tidak pada tulisan sekarang...
saya lagi mengukur pohon mangrove yang sdh ditanam pada tahun sebelumnya oleh mahasiswa Ryukyu University
buah bakau
Mengapa Putut?
Hutan mangrove di Pulau Iriomote itu sudah mendekati ekosistem
yang stabil, hanya untuk mencegah abrasi laut yang ombaknya terlalu keras maka
para professor yang ada di Universitas Ryukyu itu memprediksi bahwa sepuluh
tahun mendatang apabila tidak ada upaya pencegahan sejak dini, abrasi pantai pasti
sangat tinggi.
Biasanya jenis putut ini dominan pada hutan mangrove yang pohonnya sudah tinggi, dan merupakan ciri khas perkembangan tahap akhir dari suatu ekosistem hutan pantai, dan merupakan tahap awal dari type vegetasi daratan.
Biasanya jenis putut ini dominan pada hutan mangrove yang pohonnya sudah tinggi, dan merupakan ciri khas perkembangan tahap akhir dari suatu ekosistem hutan pantai, dan merupakan tahap awal dari type vegetasi daratan.
Apabila daerah pantai dimana jenis tanaman ini tumbuh, memiliki salinitas rendah dan aerasi rendah, maka tumbuhan ini masih struggle (bertahan hidup). Jenis ini juga bisa tumbuh pada daerah tambak dan sifatnya toleran terhadap daerah terlindung maupun bercahaya. Regenarinya dalam jumlah terbatas.
Bruguiera gymnorhiza merupakan jenis tanaman yang pohonnya mampu tergenang dalam waktu yang panjang dan bisa menahan deburan ombak, dimana penyebaran tumbuhnya dapat melalui arus air, karena buahnya ringan dan bisa mengapung. Perbungaannya terjadi sepanjang tahun.
Peruntukannya pada umumnya sebagai bahan penyamak,
karena banyak kandungan zat tannin nya. Kata sahibul hikayat, di beberapa tempat , putut ini bermanfaat
untuk obat2an tradisional antara lain:
1. Mempercepat penyembuhan luka khususnya lua bakar
2. Menghentikan diare
3. Bersifat antipiretik, dan menurunkan demam;
4. Bersifat anti malaria
5. Bersifat anti kanker yang menghambat pertumbuhan sel
tumor serta kanker;
6. ……sebagai sayur dan bumbu daput
Huuuhhh…amazing….
Tapi bagi wanita yang sedang hamil hindari ramuan dari
tanaman ini, takutnya keguguran
Mengapa Burus?
Karena burus ini mampu untuk hidup di daerah yang
tergenang berkepanjangan, dan dia mampu di daerah substrat yang baru terbentuk,
dimana jenis lainnya tidak mampu untuk hidup.
Kalau di Indonesa akar muda dari embrio ini dimakan
dicampur dengan gula dan kelapa. Enak siih saya pernah ngincipin….gragas…:J)
kita lanjut lagi ya ....tentang bakau pada tulisan berikutnya....