1.
Jabon (Anthocephalus
cadamba)
Jabon adalah Tanaman Kayu Keras yang cepat
tumbuh, Tanaman Jabon termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada ketinggian
0 – 1000 meter dari permukaan laut, pada jenis tanah lempung, podsolik cokelat
dan aluvial lembab yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang ber-aerasi
baik.
Jabon adalah jenis pohon cahaya (light-demander) yang cepat tumbuh. Pada
umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 M dengan diameter (garis tengah ingkar
batang) 11 cm. Pada usia antara 5 dan 6 tahun lingkar batangnya bisa
mencapai 150 cm (diameter 40 cm sampai 50 cm), diameter
pertumbuhan antara 5 cm sampai 10 cm/tahun. Pohon Jabon yang tumbuh
dihutan pernah ditemukan mencapai tinggi 45 M dengan diameter lebih dari 100 cm.
Bentuk tajuk tanaman jabon seperti payung dengan sistem percabangan melingkar,
daunnya tidak lebat, batang lurus silindris dan tidak berbanir dengan tingkat
kelurusan yang sangat bagus. Batangnya bebas cabang sampai 60% dari keseluruhan
tinggi batang, cabang rontok sendiri (self purning). Warna kayunya putih krem
(kuning terang) sampai sawo kemerah-merahan. Kayunya mudah dikeringkan, mudah
dipaku dan dilem, susutnya rendah. Sangat mungkin dimanfaatkan oleh Industri
Furniture, Plywood / Kayu Lapis, Batang Korek Api, Alas Sepatu, Papan, Peti,
bahan kertas Kelas Sedang. Pohon Jabon usia 6 tahun sudah dapat di panen.
Pengembangan budidaya jabon mempunyai peluang
yang menguntungkan. Selain mudah diolah dan multifungsi, kayu jabon juga
merupakan jenis fast growing species. Dalam
satu tahun pertumbuhan diameter jabon mencapai 5 10 cm dengan tinggi pohon
mencapai 3 – 6 m. Jabon dapat dipanen pada umur 5 sd 6 tahun, saat tersebut,
diameter batang utama jabon dapat mencapai 30 cm.
Berikut
adalah analisa sederhana budidaya jabon:
Berdasarkan hasil
penelitian beberapa sumber, jenis jabon dapat dihitung analisa ekonominya
dengan asumsi sebagai berikut:
a.
Asumsi
-
Lahan milik seluas 1
Ha
-
Target produksi 1
hektar 1111 batang dengan jarak tanam 3 x 3 m.
-
Biaya pekerjaan HOK
sebesar Rp. 45,000 (1 HOK = 7 jam kerja/hari)
-
Masa pakai peralatan
untuk produksi adalah 3 memerlukan reinvestasi sampai akhir daur produksi.
-
Potensial lost 12 %
- Asumsi harga
yang kita pakai adalah harga pesimis (di bawah harga pasar yang
sesungguhnya)
Rincian biaya produksi selama 5
tahun:
a.
Biaya investasi
Tabel 7 Biaya investasi jabon masa daur 5
tahun
No
|
Komponen
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga satuan
|
Jumlah biaya
|
1
|
Hand sprayer
|
2
|
buah
|
400,000
|
800,000
|
2
|
cangkul
|
10
|
buah
|
100,000
|
1,000,000
|
3
|
gembor
|
8
|
buah
|
100,000
|
800,000
|
4
|
garpu tarik
|
8
|
buah
|
90,000
|
720,000
|
5
|
ember
|
8
|
buah
|
30,000
|
240,000
|
6
|
selang roll
|
2
|
buah
|
375,000
|
750,000
|
7
|
Wheel barrow
|
3
|
buah
|
540,000
|
1,620,000
|
|
|
|
|
Total
|
5,930,000
|
Biaya Investasi = Rp. 5.930.000 x 2
= Rp 11,860,000,-
|
Biaya variabel:
Tabel 8 Biaya variabel jabon masa daur 5
tahun
No
|
Komponen
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga satuan
|
Jumlah biaya
|
Biaya Input
|
|||||
1
|
Bibit Jabon
|
-
|
-
|
-
|
Gratis dari PP
|
2
|
Biaya transport
angkut bibit
|
1
|
kali
|
500.000
|
500,000
|
3
|
Pupuk kandang
|
9730
|
kg
|
500
|
4,865,000
|
4
|
Pestisida
|
17
|
kg
|
200,000
|
3,400,000
|
5
|
NPK
|
1375
|
kg
|
3,000
|
4,125,000
|
Biaya tenaga kerja
|
|||||
|
6 pembukaan lahan (borongan)
|
1
|
Paket
|
2,000,000
|
2,000,000
|
7
|
pembuatan lubang
tanam
|
50
|
HOK
|
45,000
|
2,250,000
|
8 penanaman
|
10
|
HOK
|
45,000
|
450,000
|
|
9
|
Pemupukan dasar
|
8
|
HOK
|
45,000
|
360,000
|
10
|
pemupukan tahun ke
1
|
10
|
HOK
|
45,000
|
450,000
|
11
|
pemupukan tahun ke
2
|
10
|
HOK
|
45,000
|
450,000
|
12
|
pemupukan tahun ke
3
|
10
|
HOK
|
45,000
|
450,000
|
13
|
pemeliharaan 2 kali
setahun
|
300
|
HOK
|
45,000
|
13,500,000
|
14
|
penjarangan I
|
20
|
HOK
|
45,000
|
900,000
|
15
|
Penjarangan II
|
40
|
HOK
|
45,000
|
1,800,000
|
16
|
Pemanenan
|
60
|
HOK
|
45,000
|
2,700,000
|
|
|
|
Total
|
38,200,000
|
Total biaya operasional adalah investasi, reinvestasi dan biaya
variabel:
Rp 11.860,000 + 38,200,000 = Rp. 50,060,000,-
b. Pendapatan dan keuntungan per hektar:
Tabel 9 Pendapatan penanaman jabon masa
daur 5 tahun
Tahun Ke
|
Penerimaan
|
Prosentase
penjarangn dari total tegakan
|
Jumlah kubik kayu
yang dihasilkan (m3)
|
Harga per m3 (Rp)
|
Jumlah pendapatan
bruto (Rp)
|
3
|
Penjarangan
I
|
20%
|
30
|
300,000
|
9,000,000
|
4
|
Penjarangan
II
|
20%
|
100
|
500,000
|
50,000,000
|
5
|
Pemanenan
|
60%
|
350
|
750,000
|
262,500,000
|
|
|
|
|
Total
|
321,500,000
|
Dengan mempertimbangkan lost ratio sebesar 12 % (0.12 x total pendapatan)
|
Dari hasil perhitungan sederhana
tiga jenis tanaman sengon, cempaka dan jabon tersebut diatas maka dapat
dikatakan bahwa keberadaan persemaian permanen mempunyai fungsi penting.
Penyediaan bibit berkualitas secara berkesinambungan setiap tahunnya
menunjukkan bahwa persemaian permanen memiliki kontribusi besar dalam
penanggulangan lahan kritis di Provinsi Lampung sekaligus diharapkan mampu
mendorong pemenuhan kebutuhan kayu bulat di lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar