Selasa, 10 September 2024

 

=========================================================(3)

“Aku mencari Ajik” kata Rina

“aku melihatnya tadi ke mesjid dan aku lihat sepedanya ada di halaman gedung apartemenku” ntar aku pastikan, tunggu disini” Sigit langsung apartemennya, dan …

“iya mbak, aku malah Tanya ke Pak Sodiq yang kebetulan diluar, kata Pak Sodiq tadi sama Maria ke atas ke tempat “Maria”, lengkap Sigit.

“Maria dosen universitas Brawijaya, yang baru datang, bukan?” Tanya Ratna ke Sigit. “kayaknya gitu deh mbak”, sahut Sigit.. sejak Ajik meninggalkan apartemen, kegelisahan Rina membuncah emosinya. “kemana aku harus mencari , Ajik” desah Rina.

Rina bersama Sigit ke halaman apartemen Sigit, dan merekapun melihat sepeda sport Ajik yang disatukan dengan satu sepeda lainnya. “emang yang satu ini kok nempel di sepeda ajik?” Tanya Rina ke Sigi dan kebetulan ada Sodiq disana “oh..itu sepeda Maria” kata Sodiq’ Rina dan dan Sigit bertatapan, karena aneh.

“nanti saya lihat di apartemen Maria, karena aku satu lantai dengan dia” bisik Sigit dekat Rina. Rina hanya mengangguk.

SEtelah pamit ke Sigit dan Sodiq, Rina kembali dengan hati yang resah dan gundah “salahku apa” dia monolog dengan dirinya sendiri. “apakah aku harus cerita ke Bapak di Indonesia? Seklai lagi ke dirinya sendiri.

Dengan rasa kecewa Rina membuka pintu apartemen, tapi Rina tidak akan langsung menuduh atau marah pada Ajik. “aku harus mencari bukti” lirih Rina. Rina membuka lemari baju, disana dia hanya melihat beberapa baju AJik. “mungkin masih di laundry” pikir Rina, da dia menghampiri meja kerjanya dan membuka desk-topnya, dan dia mencari kelompok email dari PPI Goettinen barangkali ada pengumuman yang penting. Disana hanya ada pengumuman akan ada upacara 17 Agustus di kedutaan di Hamburg. Disana beberapa list peserta yang ikut, Rina belum tertarik untuk ikut mengingat Professor Birgit merekomendasikan presentasi Proffeor Mac tentang Ekonomi Pedesaan, artinya Rina dan Sigit tidak ikut, karena Sigit harus sit-in pada seminar tersebut. Sebagian besar orang-orang Indonesia ikut ke Hamburg dengan kereta malam yang lebih murah Dari Goettingen ke Hamburg. Rina juga melihat bahwa yang mengkoordinir itu adalah Ajik, tapi Ajik tidak pernah menyampaikan ke Rina, dan bahkan tidak menawari Rina untuk ikut. Rina membaca itu hanya tertegun dan di sudut matanya tampak genangan air mata. Dia hanya berfikir bahwa dia  tidak bisa terlibat lagi dalam aktifitas Ajik tanpa diinginkan.

Malam sebelum ke berangkatan ke Hamburg, Ajik pulang dan dia pamit dengan tanpa menyebut nama Rina ”aku berangkat” kata Ajik. Dan Ajik sekarang tidak pernah memanggil Rina dengan nama kesayangan yang biasanya menyebut “Ndhuk”. Rina tergagap dan mengucapkan “hati-hati, segera pulang” .

$$

MInggu ini Rina mengajak Ajik untuk periksa kandungan dan sperma, karena Rina masih terngiang apa yang dikatakan Ajik sebelum Ke Hamburg. “Rin, kenapa ya kok kita belum dapat momongan, Mas Budi selalu bilang kita jangan terlalu sibuk agar dapat momongan”. Rina terdiam dan mengajukan pemeriksaan. Rina dulu yang melakukan pemeriksaan, dn dinyatakan sehat tapi ada myoma kecil di rahimnya, itupun sebelah kiri.  Hasil uji sperma akan didapat satu minggu kemudian.

$$

Drrrtttttt…drrttttttt…

Telephon dari Munir, dia salah satu dosen Faperta yang akan melanjutkan doktornya di Hamburg. “mbak..kenapa nggak ikut ke Hamburg?” tiba-tiba dia tanya Rina “aku gak sempet Nir” sahut Rina. “aduuuh..mbak…udahlah itu suamimu mesra banget ama yang namanya Maria” lanjut Munir.

Deegggg

Rina kaget mendapatkan informasi tersebut, karena dia tidak menyangka bahwa Ajik yang belakangan cuek itu ada maksudnya. “Tapi kenapa?’pRina mulai instrospeksi diri. “apakah karena aku bisa lulus duluan?” pikir Rina sehingga Ajik mulai menjatuhkan mental Rina?

‘”ok ..jangan menyerah Rina, jangan menngis Rina, jangan cengeng Rina ”kata-kata itu terus menggema di pikirannya dan tentu saja di perasaannya. “aku harus punya bukti” tegasnya.

Kepulangan dari Hamburg Ajik hanya mampir sebentar ke apartemen saat Rin adikampus, dan dikampuspun Rina bertemu dengan Maria.

Marian melihat Rina dengan senyum kemenangan, tapi Rina segera pergi, dia lebih langsung ke Ajik untuk bertanya langsung. Walauoun Rina meninggalkan Maria yang masih tersenyum sinis, Mata Rina sembab sambil menuju ke lantai atas ke tempat Professor Birigit.

Rina ingin klarifikasi dari Ajik, hanya Ajik sekarang bukan seperti suami lagi, dan ini sangat membingungkan. Rina segera kirim email ke Prof.Birgit untuk menunda pertemuan kali ini, Rina melakukan re-schedule minggu depannya saat Prof. Birgit dari Kassau. Namun Prof.Birgit tetap ingin bertemu dengan Rina karena ada sesuatu yang perlu disampaikan untuk penelitian Rina. Akhirnya Rina kembalilagi kelantai 5 dimana Prof.Birgit berkantor.

$$

Pertemuan dengan Prof.Birgit membuat Rina gugup karena kondisi hatinya yang kurang baik.

“ do you have problem?” kata-kata itu yang pertama di lontarkan oleh Prof. Birgit sambil menyelidiki mata sembab. “

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bunga kamboja jepang