OMDO
TRAGEDI BUAH MANGGA
OMDO adalah terminologi umum yang dipakai oleh kita-kita untuk seseorang yang kalau bicara sangat meyakinkan apalagi menjanjikan tapi kenyataannya NOL.
Saya bicara OMDO masalahnya saya melihat tulisan saya di blog ini yang berubah tentang tanaman buah. Maklum tulisan tersebut belum saya kunci saat itu.
Saya bercerita tentang seseorang yang sangat aneh menurut saya dimana suatu hari saya pingin banget buah mangga mentah pada saat dia memposting mangga tersebut.
Tentu saja saya ngiler pingin makan buah mangga mentah atau pencit kata orang jawa timuran.
saya sudah membayangkan makan sambal mangga atau malah bikin rujak manis.
Tapi apa daya teman itu tidak memberi sebuahpun mangga pencit tersebut. Pada awalnya sih saya menyadari bahwa mungkin dia sangat sayang banget pada buah mangga itu.
ehhh...tiba2 ada temen lainnya yang posting sambal mangga dimana mangganya dari temen tersebut...aduuh mak...sedihnya saat itu. Rupanya dia sangat membedakan antara saya dan temen saya, malah temen saya yang sudah membuat rujak mangga tersebut diberi dua buah, sedangkan saya secuilpun tidak diberinya.
tapi eniwe, saya tidak akan memperdulikan kisah memilukan buat saya..hahaha..lets gone be by gone...tregedi buah mangga, yang akan saya ingat terus.
tapi saya menjadi tertawa sendiri manakala si pelit tersebut berbicara soal sedekah...
laah ..gimana mau bersedekah, lah wong mangga pencit satu buah saja saya gak dikasih...
paradoks antara kata-kata dan perbuatan membuat saya tertawa manakala dia posting soal nilai-nilai agama...
makanya bagi saya, melihat yang kecil itu penting karena itu menentukan hal yang besar....
dan sayapun juga harus ikhlas tidak diberi mangga oleh dia, siapa tahu saya menjadi sakit nantinya kalau saya makan mangga dari dia yang tidak ikhlas memberinya. Saya harus belajar menerima apa adanya dan berfikir positif, sebab:
1. yang ikhlas dari hati
2. Yang tulus dari sanubari
3. Yang abadi adalah Kenangan
4. Yang indah hanya sementara
makanya jangan terlalu perhitungan, dan menjalani hidup dengan keinsafan nurani.
Musim mangga telah berlalu, tragedi itu masih terbayang, dan saya menghindari orang-orang yang berkamuflase dalam hidupnya.
Surat Al-Baaqarah: 274
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya di waktu malam dan siang secara sembunyi dan terang-terangan maka mereka mendapat pahala dari Tuhannya. Maka tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak ada berduka cita bagi mereka.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar