Selasa, 10 September 2024

 

===============================================================(6)

“mbak..kira-kira nanti ambil penelitian tentang apa?” Tanya Sigit setelah berpapasan dengan AJik dan Patricia tanpa bertanya tentang Ajik dan Patricia. Rina sangat memuji sikap Sigit yang tidak bertanya mengenai perilaku orang lain walaupun di depan mata terlihat. “rupanya Sigit sangat menjaga privasi orang lain”pikir Rina. Atas pertanyaan Sigit Rina menjawab “ pastinya terkait dengan perempuan dan gender, Git…profesorku khan lebih concern pada perempuan” jawab Rina.

Mereka sudah di dalam areal Fakultas Pertanian dan mengibas-ngibaskan jaket dan ransel dari sisa-sisa salju yang jatuh di atasnya.  Rina dan Sigit adalah student (mahasiswa) dengan fakultas yang sama, jadi wajar mereka selalu berdiskusi. Saat diskusi, mereka melihat Professor Mac menuju Coffee machine. Mereka tersenyum dan mengangguk dan Professor membalasnya sambil mengangguk dan tersenyum. Professor Mac adalah pembimbing Sigit dan ruangannya persis disebelah ruangan Professor Birgit. Mereka terlibat dalam proyek yang sama dengan Tim Leader  Professor Birgit.

Sigit, dosen muda dari Universitas Sudirman lebih membidangai kebijakan pertanian di-Indonesia, dan dia sangat menguasai ilmu ekonomi pedesaan, sebaliknya Rina yang memiliki latar belakang kehutanan, ilmu pertanian merupakan ilmu baru baginya. Namun dengan keseriusan dan ketlatenan Professor Birgit, Rina banyak menimbu ilmu tentang ilmu pedesaan, ekonomi mikro dan gender.

Memamsuki pelataran Fakultas pertanian, terdapat ruangan yang besar berkaca yang selalu hangat, karena pada musim dingin biasanya Heizung (pemanas ruangan) selalu dihidupkan, sehingga banyak mahasiswa yang memanaskan dirinya di ruangan tersebut. Ruangan itu menyediakan bangku-bangku dan mesin penyedia kopi ataupun latte. Rina dan Sigit seperti berjanjian memasukkan coin di mesin kopi tersebut, dan mereka sama-sama “ngopi” sambil duduk di bangku yang kosong. Sambil merasakan nikmatnya latte yang panas, Rina dan Sigit melanjutkan diskusi tentang penelitian. Tiba-tiba Sigit bertanya “mbak, kalau sudah punya bahan atau materi yang diajarkan Prof. Birgit aku dikasih donk, karena minggu depan aku mau seminar di Berlin bersama Prof.Mac”

“ok nanti malam aku email” janji Rina ke Sigit.

Rina sangat menghargai Sigit, karena Sigit sangat professional dalam berfikit dan selalu memiliki pikiran yang positif terhadap kehidupan ini. Rina banyak belajar dari Sigit untuk memahami makna kehidupan.

Apalagi Kehidupan Rina sangat serius dan hubungan dengan suaminya juga adem-anget,kadang acuh kadang riang. Rina kadang tak bisa menebak “mood” Ajik, apalagi dengan pertemuan tadi siang, Ajik sangat ceria dengan Praticia. Rina tak pernah melihat Ajik seceria itu. Ini menjadi tanda Tanya Rina, dan tampak tadi Ajik juga sangat dingin ke RIna….

“Aku ini istrimu, JIk, lihat aku”, Pikir Rina. Dan seperti biasa Rina harus ceria dan tidak menampakkan kegelisahannya. “JIk…aku diantar donk ke kampus”..manja Rina, Ajik hanya menjawab “aku capek, kamu aja sendiri, nanti aku tunggu di apartemen”

Rina hanya tersenyum manja sambil melihat ke arah Patricia. “Tscuuus, Bis bald” _(daag..sampai jumpa?) Rina sambil melambaikan tangannya ke Patricia dan Ajik

Kegelisahan Rina semakin menjadi setelah bertemu dan Patricia, kayaknya Rina butuh teman untuk ngomong apa yang terjadi. Siapa?? . Rina juga memiliki hati yang hampa dengan kondisi seperti ini, satu2nya teman yang akrab adalah Wati, mahasiswaTeknik Industri dari AIKA Bogor, yang umurnya lebih tua dari Rina.  Wati ya teman satu2nya yang bisa akrab dengan Rina yang kehidupannya terlalu serius. Wati tidak mendapatkan beasiswa dari GTZ, dia ikut adiknya yang menikah dengan orang Jerman. Dia ke Jerman ingin lanjut sekolah  dengan melakukan penelitian tantang kentang. Banyak ragam kentang yang dia teliti, entah itu kentang di goring, dikukus dll. Rina selalu menghampiri sahabatnya itu di laboratoriumnya. Laboratorium wati sangat dekat dengan fakultas Rina, sehingga setiap ada uji-coba Rina tak pernah absen untuk mencicipi kentang hasil penelitian Wati.

Siang itu Rina datang ke Lab. Penelitain Wati, dia hanya ingin menyampaikan uneg2 mengenai hubungan dengan suaminya semakin dingin. Sampai di pintu Lab, Wati lagi serius dengan kentangnya dan sedang berdiskusi dengan “Associate Professor”nya, Andreas, dari Brazil. Andreas sering diceritakan oleh Wati ke Rina, Rina hanya penasaran dengan wajah Andreas. SEtelah bertemu “woous, pantesan sering diceritain—ganteng sih” pikir Rina sambil tersenyum. Rina menunggu di kursi yang tersedia sambil menunggu selesainya diskusi Wati dan Andreas.Setelah selesai, Rin alangsung menghampir wati dan berbisik ” wat, ada kentang yang mau di uci –coba nggak? Aku lapar nih”,  “ada..hayo kita makan kentang yang khusus untuk di goreng, Jenis kentang ini saya ambil saat ke Cihle minggu lalu” jawab Wati. ..sambil membawakan kentang goring, Wati mampir ke Coffee maker. ..

’Rina, hayo sambil ngopi” panggilnya. ‘OK”, jawab Rina.

Rapih duduk berdua di laboratorioum penelitian, Rina memulai membuka pembicaraan

“wati, aku kok merasa gelisah ya melihat melihat suamiku tadi ama Patricia, kok riang banget” kata Rina sambil mengunyak kentang hasil penelitian Wati. Wati hanya memandang Rina dengan tajam sambil nyruput kopi.

Sambil ngomong yang lainnya, Wati menjawab, “ini sudah sore, besok kita lanjutkan” dan “jangan lupa bahagia, kuatkan mentalmu”…

Rina hanya mengangguk, dan berkemas, ranselnya di kepit sebelum di kalungkan di lehernya. Dia melangkah menuju apartemennya, ditengoknya gedung apartemen dari bawah, masih gelap, lampu apartemennya belum hidup.

“ kemana Ajik?” pikir Rina, padahal waktu Ajik kembali ke Apartemen dengan kedatangannya hanya beberapa menit saja. Gundukan salju di depannya ditendang dengan bergumam lirih “apa salahku?.

 

=====================================================(7)

BAB III

“selamat datang bagi ibu-dan bapak dosen yang akan melanjutkan sekolah di Universitas Georg Auust University –Goettingen,semog abetah dan untuk melihat gambaran seperti University ini dan kehidupan di Jerma, kita dengarkan ketua PPI (Persatuan Pelajar Indonesia tahun 1999)adalah Kismoajik dari Fakultas Kehutanan IPB yang akan melanjutkan kuliahnya Doktoran di Universitas ini, Kami persilahkan Saudara Kismoaji memberikan sambutannya” kata MC.

Rina menghadiri pesta penyambutan kedatangan dosen2 yang akan melanjutkan sekolah/kuliahnya di Goettengen, sambil melihat Ajik di atas pentas. ‘Sudah seminggu Ajik baru pulang ke apartemen hanya untuk ganti baju”pikir Rina sambil membayangkan penampilan Ajik yang di masjid dengan celana ngatung, dan sekarang dia tampak modis.

Sambutan demi sambutan hanya lewat dalam telinga Rina karena dia focus pada seorang dosen wanita, yang tampak lebih modis dengan penampilan yang berbeda dari yang lainnya. Kalau dosen wanita lainnya penampilannya tampak  sederhana da nada yang menggunakan mukenah, tapi dosen wanita yang satu ini selalu menebar senyum serta pakaiannya

 

BAB II. Persaingan

“Rin..kita nikaaahhhh” teriak Kismoaji sambil memeluk pinggang Rina

“kita bulan madu di jerman ya, sambil kuliah”, clotehnya, Rina tampak senyum bahagia melihat kelakukan Kimo, akhirnya Rina balik memeluk,

“bisakah kita kuiliah sambil hamil” pikir Rina, tampak Ajik netranya berbinar karena dia juga menyamikan tanggal pernikahan di kampung.

Tetiba Rina merasakan hal yang aneh “apakah dengan berpasangan dua tahun lebih muda tidak menggangu hidupku nanti?”  ini terasa saat  kismoaji sudah menjadi dosen muda di kampus menjadi idaman para mahasisiwi.

Dan Rina melihat bahwa Kismoaji sangat perhatian pada penampilan yang selalu modis dan rapih, sedangkan Rina adalah perempuan yang lugas dengan tidak mengada-ada serta sederhana.

“ hai Jik ntar klw kamu jadi suamiku aku tetap memanggil Ajik ya” sahut Rina

“soalnya rasanya gak enak nih tetiba aku memanggil mas, abang atau Aa’” seloroh Rina.

“aku mencintaimu apapun panggilan kesayanganmu untukku aku terima” Ajik mendekatkan wajahnya ke wajah Rina yang berdegup kencang, terus terang saja Rina tak pernah diperlakukan seperti ini oleh Ajik selama mereka dekat.

Dengan senyum tipis dan rona merah di pipinya sambil menengadahkan ke wajah yang selalu dikenal keseharian di kelas. “tapi aku…..”, pikir Rina, “kalau aku lanjut dengannya sepertinya aku yang akan mengemudikan arah rumah tangga”, tampak keragu-raguan dari Rina setelah didekap oleh Ajik, sebab dia merasa bahwa itu sudah melewati batas pergaulan di dalam Islam, bukan muhrimnya.

Akhirnya…

“ok Jik kita menikah tapi dengan syarat kita harus segera ke luar negeri untuk melanjutkan sekolah”, papar Rina ke Ajik, Aji tersenyum kemenangan, apalagi dia sudah memiliki Profesor sesuai dengan bisangnya di Universitas Georg August ,Goettingen, Jerman.

“kamu bisa ikut aku nanti Ran, aku nanti akan mengusulkan bahwa aku akan membawa istri, karena ada anggaran untuk istri dan sekalian kamu bisa cari professor saat disana” lanjut Ajik

Rina menyetujui usulan KIsmoAji dan diapun mulai merancang pernikahan yang akan dilaksanakan segera sebelum Bulan Oktober, karena Ajik akan berangkat pada Bulan Oktober sesuai dengan program universitas, yaitu permulaan kuliah di awal musim dingin.

“ayo Jik kalau begitu kita segera pulang ke Bondowoso untuk mempersiapkan pernikahan kalau memang kamu segera berangkat, jadi kita memiliki 5 bulan lagi untuk proses lamaran segala” cetus Rina. …”ah sudahlah… kalau memang tujuanku sekolah ke luar negeri harus mengikuti dia, aku terima dengan ikhlas” pikir Rina, apalagi dia sudah mendapakan professor di bidang “kebijakan Kawasan Hutan”, aku mending ikut, lanjut pemikirannya.

Proses lamaran dilanjutkan dengan pernikahan tidak lama berselang, dan kedua belah pihak sudah menyetujui untuk tali perjodohan Rina dan Ajik. Dua keluarga mencoba menyatukan diri, dari latar belakang yang berbeda, suku yang berbeda dan bahasa juga berbeda, dan ini sudah disadari oleh Rina dan ajik, bahwa perbedaan tersebut perlu di eliminasi.

Tiga minggu setelah pernikahan, cukup sudah berhandai-handai dengan keluarga besar

“Jik..ayo kita pulang ke Bogor, kita harus melakukan persiapan-persiapan untuk sekolah ke Jerman, aku harus kursus bahasa Inggris di Jakarta”…..Rina mengingatkan Aji..

 

“ok kita segera kembali ke Bogor untuk mempersiapkan semuanya, dan aku sudah sah menikah denganmu tanpa canggung lagi” ujar Aji sambil memeluk pinggang Rina dan mendorongnya untuk berpamitan ke orangtua Rina.

“Bu, aku pamit mau ke Banyuwangi untuk sekalian pamit ke orang tua di Banyuwangi, dua hari lagi kami akan langsung ke Bogor Via Banyuwangi” Kata Ajik ke Ibu Rina saat mereka sudah selesai sarapan, dan kebetulan Ibu lagi di halaman depan.

“yah..ibu dan bapak sangat merestui kalian ke Bogor, salam dari ibu Bapak ke ibu bapak Banyuwangi. Ibu dan bapak Bondowoso tidak bisa mengantar sampai ke sana” ujar ibu…..”sudah pesan bus ke Bogor?” lanjutnya.

“ sudah bu, jam 11.30 dari Banyuwangi langsung ke Bogor, Bus Lorena”, sahut Rina.

“baiklah” ibu dan Bapak selalu mendoakan kalian bahagia dan sukses, apalagi kalian akan pergi ke Jerman tanggal 18 September ya?” ibu balik bertanya, dan Ajik menimpali bahwa tanggal 18 September akan berangkat via Jakarta karena tanggal 3 Oktober kuliah di mulai.

Rina dan Ajik segera meluncur dengan kendaraan umum Elf ke Banyuwangi untuk menemui keluarga besar Ajik di Banyuwangi.

“ajik, semoga Ibu dan Bapak Banyuwangi sehat ya sepeninggal kita” ujar Rina memecahkan keheningan, dan Ajikmemegang rambut Rina di uyel-uyel.Ajk memberikan jawaban hanya tersenyum.

Bertemu dengan Mertua Rina adalah hal yang menyenangkan, hanya Ipar dari kakak pertama Ajik yang merasa nahwa kedatangan Rina membuat dia tidak nyaman dengan ibu mertua. Indah, ya Indah yang merasa dirinya bersaing dengan kedtangan Rina.

“ Rin, apa gunanya kamu sekolah tinggi-tinggi , toh kamu juga larinya ke dapur?”, ucap Indah di depan ibu mertua Rina, Ibu Supandi. Ibu mertua hanya tertawa, dan “ kamu itu lho Indah, biarin aja sekolah, ntar kan bisa merasakan sendiri hehe…”. Rina hanya tersenyum dan menyahut dengan tenang “ udahlah mbak Indah, setiap orang memiliki nasib sendiri-sendiri, lagian kan saya ikut suami, Ajik”, “kalaupun nanti saya mendapatkan rizki dan mendapatkan professor disana, kenapa tidak?”, lanjut Rina.

Rina tahu bahwa Indah adalah kakak ipar  Ajik tersebut adalah kakak yang paling disukai oleh mertua Rina, karena dia bekerja sebagai penyuluh pertanian di Pulau Madura. “tapi kan boleh bekerja, kenapa dia sangat memperdulikan aku?” pikir Rina.

Rina dan Ajik akhirnya pamit kepada ibu dan Bapak Banyuwangi dan mohon restu agar diberi kelancaran untuk sekolah lagi. Dan seperti biasa nasehat agar rukun dan sukses.

Perjalanan menuju Bogor denga Bus Lorena sangat mengasikkan, apalagi pengantin baru perjalanan yang jauh Banyuwangi Bogr tentulah membuat betah.

$$

Persiapan menuju Jerman sedang dilakukan, dan semua paspor sudah disediakan oleh pihak sponsor termasuk paspor untuk keluarga. Hal ini sangat meringankan Rina dan Ajik, mereka hanya menyiapkan pakaian2 untuk persiapan musim dingin.

$$

Harapan baru

Kerjasama Indonesia – Jerman melalui GTZ juga melengkapi mahasiswa yang diterima dng tempat tinggal di apartemen, Rani dan Kismoaji mendapatkan kamar no 505 di lantai 5.  Ya Apartemen di jalan Robert-Koch Strasse, Goettingen, Jerman. Apartemen yang strategis, belakang apartemen terdapat taman yang luas, kolam hias dan rumah sakit, sedangkan bagian depannya adalah jalan besar yang tenang.

“Indah sekali disini, JIk, kayaknya aku betah disini, dan aku akan mencari professor yang cocok denganku”, kata Rina ke Ajik saat melihat pemandangan kea rah belakang dari jendela apartemen. “baguslah Rin, kalau kamu betah kita lamakan aja di sini” sahut Ajik sambil merangkul pundak Rina, tangan Rinapun menggayut tangan Ajik.

Rina masih mengikuti kursus Bahasa Jerman yang diselenggarakan kampus, sekaligus mencari ingormasi tentang perkuliahan untuk orang asing. Teman kursus bahasa Jerman yang di laksanakan tiap hari tersebut sangat beragam dan dari berbagai Negara, terutama Negara Timur Tengah dan Afrika. Postur Rina paling kecil dan lincah sehingga menarik perhatian teman2nya, sehingga banyak yang bertanya

“Where do you come from?”, salah satu teman dari Afrika bertanya,  “Indonesia”!, sahut Rina…begitulah setiap perkenalan di group kursus Bahasa Jerman selalu bertanya darimana Rina, dan kenapa kok kecil badannya, sehingga semuanya saling mengenal dan menjadikan erat dalam pertemanan.

$$

Malam itu, “Rin, aku ada pertemuan dengan professor, kayaknya kamu ikut deh karena disana semua professor ngumpul, barangkali kamu bisa kenalan  dengan professor juga. Siapa tahu ada rizki kamu mendapatkan professor”, kata Ajik, dan Rina menimpal “ aku dah dapat professor Jik, tapi tidak di Forstwisschaft (Faklutas Kehutanan) tapi di AgrarWissenschaft (Fakultas Pertanian)” sahut Rina.

“darimana kamu tahu, Rin?” Tanya Ajik…..

“seminggu yang lalu aku ngobrol dengan teman kursus, Arantes, kalau dia melihat website Universitas bahwa di Fakultas Pertanian membuka mahasiswa baru”, timpal Rina.

Tetiba: “rin, boleh nggak aku mencium kamu, karena aku sekarang merasa bahagia?” Tanya Ajik, tanpa menyahut Rinapun mencium bibir Ajik dan pergumulan di musim dingin sangat menyenangkan, dan merekapun pindah ke kamar untuk melanjutkan pergumulan tersebut.

$$

Pertemuan dengan profesor fakultas kehutanan dilaksanakan di café dekat apartemen, sehingga sangat memudahkan bagi Rina dan Ajik untuk menghadiri. Walaupun dekat, tapi mereka mempersiapkan legging dan kaos wool sebagai daleman jaket untuk antisipasi dinginnya salju di musim dingin ini. Pertemuan  pertama bagi mahasiswa Indonesia yang baru datang ke Uniersitas Georg August di Goettingen untuk mengenal Goettingen dan Jerman pertama kali sangat mengesankan. Ada beberapa mahasiswa n yang datang dari penjuru perguruan tinggi di Indonesia. Rina dan Ajk sedikit kaget, bahwa pesta itu adalah “standing party” tidak ada tempat duduk, dan hanya ada beberapa meja untuk meletakkan gelas-gelas yang berisi bir, wine dan jus. Beberapa professor menyabut kami dengan satu gelas bir untuk toast, “Zum wohle” atau “prost ein toast”, itulah kebiasaan baru yang didapat dari pesta tersebut. Pesta itu memberikan kenangan buat Rina dan Ajik, bahwa setiap kebahagiaan itu selalu di iringi bir, wine dan jus.

$$

Rina masih berpacu dengan kursus bahasa jermannya sedangkan Ajik sudah mulai kuliah. pRina masih kursus Bahasa Jerman, namun Rina berani bertemu dan menghadap professor yang diinginkan, beliau adalah Profesor perempun tua dan cantik. Dari beberapa informasi, professor tersebut adalah pegiat perempuan yang mengarah ke feminism. Namun Rina tidak takut terhadap isu-isu miring tentang professor tersebut, dia menghadap Profesor tersebut.

$$

Rina merapikan dan mematut matut bajunya, setelah kursus dia menuju langsung ke Institut Rural Entwiclung untuk bertemu professor setelah membuat janji melalui asistennya dua hari yang lalu. Tepat pukul 11.00 waktu Jerman, Rina masuk ke ruangan professor Birgit dan menghadap professor cantik tersebut.

“hallo, I am Birgit”, Prof.Birgit mengajukan tangannya untuk salaman dengan Rina, dan Rina dengan gugup menerima uluran tangan tersebut sambil tersenyum juga, “hallo, I am Rina from Indonesia” sahut Rina.

“yes, what can I help you, Rina?” tanyanya, dan Rina berterus terang bahwa di mneginginkan untuk menjadi bimbingannya. Professor Birgit tersenyum penuh arti dan dia menjawab “ yes, thank you that you choose me as your professor, in vise versa I don’t have yet the student form Asia, I think you will be the first of Asia’s student. So I really happy to guide you become doktoran” lanjutnya. Wooouuuww…Rina mengedip-ngedipkan matanya, apakah dia mimpi?....Rin amencubit celananya seakan tak percaya dan……”yes, you will be my student and partner to work a project”

Mungkin orang menyangka bahwa project itu pekerjaan yang berlimpah uang seperti di Indonesia..no…no…projek yang dimaksud adalah kerjasama yang ditawarkan untuk menjadi obyek penelitian Rina nantinya. Rinapun mengangguk dan pamit, tapi professor itu kembali menyampaikan “ by the way you have to complete your CV, so we can define what kind of project we will have” kata Professor Birgit, Rina hanya menganguk dan yes aja.

===============================================================

Rina dengan riang menceritakan pertemuan dengan professor pada Ajik sepulang kuliah dari Fakultas kehutanan, Ajik hanya diam “ why Ajik?” Tanya Rina

“Aku harus memperbaiki proposalku karena tidak sesuai dengan projek professorku” sahuta Ajik.

Rina merasakan kesenduan Ajik perihal proposalnya, dia mendekati ajik dan mengelus-elus punggung Ajik dengan harapan dia bisa membagi beban Ajik kepadanya “Jik, anyway kita harus mencoba, sebab kita tidak tahu betul karakter professor disini, dan bagaimana dampaknya pafa kelanjutan suti kita, itu khan hanya proposal toh?” bisik Rina di punggung Ajik.

“Ajik, kita diskusi deh apa yang harus kita tulis di proposalmu, dan kita cari informasi, sebenarnya bagaimana karakter profesermu serta projeknya” sahut Rina.  Ajik menarik Rina dari punggungnya dan menghadapkan wajahnya ke wajah Rina, “ saya butuh kamu untuk diskusi ini”, sambil mendekatkan keningnya ke kening Rina, Rina hanya mengangguk.

Diberi waktu tiga hari Indonesia oleh Professornya untuk memperbaiki tentang kebijakan (policy) di Indonesia, dan proposal tersebut nantinya akan di bawa seminar oleh Profesornya di Munchen. 

Diskusi, adu pendapat, makan minum, diam, bergumul dengan waktu, Rina dan Ajik terus mewujudkan tulisan diproposal. Dengan pengalaman Rina yang bekerja di Kementerian, maka banyak fakta yang harus dibenahi dalam Kebijakan di Indonesia.

SElesai sudah proposal yang dibuat dan waktunya untuck menyerahkan pada Professor Ajik, Rina mendampingi Ajik bertemu dengan Professor Ajik, dan tampaknya beliau puas terhadap kerja Ajik. Rina tersenyummerasa puas bisa mendampingi Ajik dalam segala hal.

“Hari ini, Kismoaji, berterimakasih sekali pada istri tercinta Rina Hadisantoso atas dukungannya membantu suami yang ganteng ini”, teriak KIsmoaji setelah keluar dari ruangan professor, dan dia lari menuju Rina yang terlebih dahulu lari ke Rumah Kaca belakang Fakultas.

Rina hanya tersenyum dan mendekat serta mencium Aji…”selamat ya, semoga kamu sukses selalu” Rina berjalan di sejajar Ajik, dan mereka pun mampir di kantin traktir es krim untuk Rina.

Musim dingin semakin mecekam, kampus sudah mulai sepi, pertengahan Oktober sampai dengan pertengahan Januari kampus sepi karena jadwal libur menjelang natal. Pada umumnya orang Jerman akan berlibur ke negara-negara yang memiliki iklim panas, Spanyol, Mediterian, Timur Tengah, Asia.  Dan mereka pun betul-betul libur tanpa menjawab satu emailpun dari rekannya kalau berlibur.

Rina mendapatkan email dari Professor Birgit untuk menghadap sebelum beliau libur natal. Dia akan merayakan natal dengan keluarga besarnya dan anak satu2nya Catherine di Oberhousen.

“Rina, where do you want to go in Christmas Day?” Tanya professor Birgit saat mereka bertemu. Dan Rina- pun memberikan jawaban bahwa dia akan bersama suaminya di Goettingen saja  karena mereka tidak merayakan natal…”ok, I think we should go to café nearby, I would like to discuss with you about your project”, lanjut professor Birgit.

Dalam diskusi, rupanya Professor Birgit sangat antuasias terhadap perkembangan perempuan di Indonesis terutama di bidang Kehutanan, beliau mengeksplore Rina dalam diskusinya tentang Indonesia dan perempuan. Dan Rinapun bercerita bahwa di bidang dia yaitu Kehutanan pada waktu itu adalah “male-dominitation” dimana jumlah perempuan yang belajar dan bekerja di Bidang Kehutanan sangat sedikit.

Dalam kesempatan itu juga, Rina dengan kelihaiannya berkomunikasi tentang apa yang perlu di baca untuk persiapan project tersebut. Professor Birgit hanya menjawab “eksplore pikiranmu dan idemu, saya ingin melihat kerangka pikir kamu setelah selesai liburan” cara Professor Birgit menggiring pola pikir sangat bijaksana dan keibuan. Rinapun sangat senang dengan pertemuan tersebut. Merekapun saling pamit dan bertemu kembali setelah liburan.

Musim dingin membuat setiap orang merasa melankolis, banyak orang jerman yang mabuk di jalanan karena alcohol untuk mengusir dingin, Rina dan Ajik sepertinya tidak terpengaruh pada musim dingin karena selalu berada di dalam apartemen, terkecuali saat belanja setiap hari Sabtu. Kota Goettingen terlelap dalam dingin namun Ratna dan Ajik selalu membara dalam cinta.

Email dari professor Birgit selalu muncul untuk menanyakan kondisi Rina, beliau khawatir karena Rina belum pernah merasakan musim dingin.  Banyak nasehat yang diberikan agar tidak mengalami syndrome musim dingin. Perhatian Professor Birgit membuat Ajik merasa disepelekan oleh professornya dan dia juga merasa bahwa istrinya lebih beruntung dibandingkan dia. Apalagi Rina dilibatkan dalam proyek fakultas dimana team leader-nya adalah Professor Birgit.

“kamu kok gampang banget dapat fasilitas Rin?” Tanya Ajik setelah Rina menceritakan bahwa Professor Birgitsangat perhatian padanya dan memberikan fasilitas kunci fakultas saat libur kalau Rina akan ke perpustakaan, padahal sebaliknya , Ajik tidak mendapatkan fasilitas seperti itu di Fakultas Kehutanan.

Rina hanya menjawab, “aku gak tahu, Jik, mungkin karena Professor Birgit tidak memiliki student dari Asia, jadi aku satu2nya”…

“tapi kamu gak mau jadi feminis yang gak butuh laki2 itu khan? Siapa tahu kamu memang mau di didik jadi feminis” ujar Ajik.

Rina cukup terkejut, dan dia menghampri Ajik “aku harap kamu tidak memandang negative Jik, aku klw hanya di rumah saja nemenin kamu studi banyak nganggurnya”’ timpal Ajik. “ dan lagian kamu suka pulang malam, katanya masih di kampus” lanjut Rina.

Ajik hanya mendengus panjang “ kayaknya kamukana lebih cepat lulus deh, Rin” lanjut Ajik…..”ya..tapi aku akan menunggumu JIk”, timpal Rina.Perasaan Rina smakin garing setelah melihat Ajik seperti yang tidak bisa menerima kondisi.

“Ajik, aku dengar mau ada mahasiswa baru ya, katanya banyak dari Malang? Universitas Brawijaya?” Rina mengalihkan pembicaraan, karena dia tahu bahwa Ajik juga aktif di PPI Goettingen. PPI goettingen termasuk organisasi yang aktif di Jerman terutama saat kegiatan-kegiatan yang terkait dengan Indonesia, termasuk pameran, 17 agustusan dll.

Hari demi hari kegiatan kampus cukup mengambil waktu yang banyak, terutama mengikuti seminar-seminar serta mengikuti perkuliahan professor lain untuk menambah wawasan. Pertemuan antara Rina dan Ajik di kamar juga semakin berkurang, hal ini karena berbeda kampus, berbeda perkuliahan dan berbeda aktifitas.

==================================================================

 

 

 

 

 

 

 

 

1.    Nama Penulis :Erha Hadisantoso

2.    Jenis Tulisan : Real fiksi

3.    Bentuk Tulisan : Novel

4.    Genre Tulisan : Drama Rumah Tangga

5.    Ide Tulisan  : Kisah Wanita yng di damparkan setelah Sekolah bersama Di luar Negeri

6.    Premis :

a.    Seorang Perempuan yang gagal menikah saat kuliah di luar negeri

b.    Konflik : dimulai saat setelah kuliah memasulki tahap S3 (permulaan konflik terjadi saat sama-sama memasuki kuliah S3, dimana Rina lebih menunjukkan kemajuandibandingkan dengan sang suami). Dan sang suami memulai bermain dengan mahassisw baru yg dikirim dari Universitas Brawaijaya.

c.     Solusi menghadapi konflik : Rina sebagai sang perempuan dengan tegas untuk tidak bersama lagi, dan meniti karier sehingga tak bisa di gapai oleh sang suami.

BAB 1.

Saat Sukma bertemu Rina di Kampus yang di dominasi oleh laki2, yang akhirnya terjalin ikatan perjodohan. Dan memiliki kepakatan untuk sekolah kembali usai pernikahan.

BAB III

Persaingan halus antara Rina dan suami pada saat mendapatkan kesempatan sekolah di Universitas Georg August University, Goettingen, Jerman.

BABA III

Pertemanan yang sangat terbuka Rina mendapatkan suaminya memiliki affair dengan perempuan Brazil dan akhirnya menikah dengan mahasiswi baru yg terkirim dari Univ. Brawijaya

BAB IV

Keterpurukan Srikandi Indonesia saat rumah tangganya terpuruk

BAB VI

Kebangkitan kembali Rina dan merubah arah kapal kehidupan tanpa suami.

Selasa, 02 April 2024

KAPAN MACADAMIA BERBUAH SECARA PASTI?

Dari pengalaman penanaman Macadamia di Indonesia, yang saat ini sudah banyak berbuah dan berbunga, saya akan lebih merinci menjelaskan kapan Macadamia berbuah!. 

Dari tulisan Desiree Vilar in Macadamia Nuts (majalah macadamia yang khusus di terbitkan oleh Pemerintah Australia), bahwa macadamia akan berbunga dan berbuah  tergantung pada umur.

Pada table di bawah ini bisa dilihat berapa tahun Macadamia berbuah, dan syaratnya agar berbunga tepat waktu:

MethodAverage Time to First Harvest
From seedTypically 7-10 years
Grafted treesApproximately 4-6 years
Jadi kalau pohon Macadamia berasal dari biji maka kemungkinan untuk berbunga dan berbuah antara umur 6 &7tahun sampai 10 tahun. Tapi kalau dengan teknik sambung/cangkok/okulasi makan kemungkinan besar untuk berbunga dan berbuah antara 4 sd 6 tahun.
Dari beberapa pengalaman bahwa macadamia yang ditanam oleh Pemerintah pada tahun 2019 adalah dari biji, dan saat ini sudah  tahun ke 5 di tahun 2024. Ada sebagian yang yg sudah berbunga dan ada yang sudah berbuah,hal ini tergantung pada kesuburan tanahnya. Persyaratan tempat tumbuh sangat diperlukan untuk penanaman macadamia. 





Sabtu, 17 Februari 2024

santet/sihir

Santet adalah sebuah energi yang besar yang mempengaruhi kehidupan seseorang menjadi tidak baik-baik saja. Dan santet adalah suatu kegiatan ritual dengan mantra-mantra tertentu agar orang yang dituju akan sesuai dengan keinginannya. 

Kehidupan santet biasanya terjadi pada masa-masa tradisional yang saat itu hanya menggunakan kekuatan pribadi dan mantra-mantra. Namun saat ini kegiatan santet masih terjadi pada era modern di daerah-daerah tertentu. Seseorang yang bisa melakukan santet pada umumnya memilik kekuatan spriritual yang bisa menstranfer kekuatannya sesuai dengan tujuan tertentu. Dan kekuatan sprititual ini bisa "dibeli" oleh orang-orang tertentu yang memiliki keinginan tertentu dalam hidupnya, atau dia membenci seseorang agar jatuh kehidupannya.

Istilah santet pasti akan memiliki konotasi yang kurang baik, mengingat santet tersebut tidak membuat seseorang yang dituju menjadi lebih baik. Ada beberapa istilah santet yang lain, tergantung dari daerah mana santet itu terjadi, tapi intinya bahwa transfer kekutanan spritula negatife itu terjadi.

Berdasarkan "wikipedia Indonesia" bahwa Santet adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Biasanya santet sering dilakukan orang yang mempunyai dendam karena sakit hati kepada orang lain. Santet dapat dilakukan sendiri maupun dengan bantuan seorang dukun. Secara etimologi, santet berasal dari bahasa Osing yang merupakan akronim dari frasa mesisan kanthet (biar terikut) atau mesisan benthet (biar retak). Mesisan kanthet, mantra magi kuning, sedangkan mesisan benthet, mantra magis merah.

Kekuatan santet bisa juga digunakan untuk menjatuhkan rival dalam acara kompetisi apa saja. Apalagi kalau kompetisi jabatan, maka segala cara dilakukan untuk menjatuhkan rival dengan berbagai kekuatan spiritual, fitnah atau disebut "black campain".  Ada beberapa kekutan sihir di indonesia yang baru bisa di klasifikasi. dan pada umumnya jenis-jenis sihir terebut ada di Pulau Jawa, sedangkan di pulau lainnya masih beum di klasikasikan dengan jelas tapi alirannya masuk adalam kategori di bawah ini. Tabel di bawah ini bisa dilihat di wikipedia Indonesia.

Ada juga beberaparitual yang menggunakan bahasa Arab, dimana ilmu ini pada umumnya dari Persia. Dalam Klasika-kompas yang menyitir dari National Geographic Indonesia, sejarawan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said, Martina Safitry, menjelaskan secara etimologi dukun berakar dari bahasa Persia yang disebut dehqhan atau dehqn yang berarti orang desa dengan pengetahuan, kecerdasan, dan keahlian khusus.

Martina mengklasifikasikan ada tiga jenis dukun di masyarakat Nusantara. Pertama, dukun kaum priyayi yang cenderung menerapkan berbagai ilmu spiritual seperti puasa panjang dan meditasi dan mengklaim kekuatannya bersikap spiritual. Selanjutnya, dukun kaum santri yang biasanya menggunakan ayat-ayat suci dan menuliskannya di kertas. “Dukun kaum santri dan pengobatannya dilakukan berdasarkan pengetahuan medis ilmiah yang sebenarnya telah ditemukan jauh sebelum orang Eropa menemukannya,” ungkap Martina. Terakhir adalah dukun abangan. Dukun jenis ini biasanya cenderung menekankan pada teknik yang rinci seperti mantra, jimat, ramuan herbal, dan sejenisnya. 

Di dunia [budaya] Jawa, dukun itu bukan saja agen pengobatan tapi dia sebetulnya adalah agen untuk semua persoalan hidup bagi orang Jawa, lalu dikatikan dengan ranah medis dan spiritual, kalau kita lihat prakteknya belakangan ini.” Hal itu tampak pada Pangeran Dipanagara yang memiliki kepercayaan pada dukun sebagai pengobatannya, meski di sisi lain ia juga menentang praktik dukun (Martina)

Dia melihat bagaimana dunia medis dan hal gaib terpisahkan di Indonesia saat ini. Padahal, dokter dari dunia Barat sebenarnya mencari tahu bagaimana pengobatan sebenarnya memiliki aspek spiritual, gaib, dan sihir, sebagai referensi medis masa kini, terangnya (National Geographic Indonesia).

Selain oleh kalangan Indo, Martina menejaskan, pengobatan tradisional yang dilakukan dukun sebenarnya sudah dituliskan dalam berbagai naskah atau babad, seperti Serat Centini, Serat Primbon Jampi Jawi, dan Serat Tata Cara. Tetapi, secara tradisionalnya, pemahaman dukun diajarkan secara langsung tanpa tekstual.

Martina adalah sejarawan dari UIN Raden Mas Said di Surakarta. Pemahaman tentang dukun dikerjakannya sebagai tesisnya, dan sebagian dari pembahasanya dijadikan tulisan pada buku Urip Iku Urub, Untaian Persembahan 70 Tahun Profesor Peter Carey.

Sabtu, 13 Januari 2024

Produksi dan Nilai Ekonomi Kacang Macadamia serta kendala yang dihadapi penjualan

Pada tulisan saya sebelumnya dikatakan, bahwa KLHK memiliki program besar yaitu menghijaukan area kritis dengan tanaman Macadamia.

Tentu saja program ini tidak main-main, karena tujuannya adalah menghijaukan areal kritis tapi memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat. Dari beberapa pertimbangan, lahan kritis telah di tentukan, dan penanaman sudah dilaksanakan, setelahnya faktor apalagi yang perlu di cermati?

Salah satu dari pertimbangan tersebut adalah nilai ekonomi bagi masyarakat. Bila di tentukan bahwa macadamia menjadi ujung panah ekonomi dilahan kritis , maka pilihan tersebut adalah tepat.

Sebelum kita menginjak pada bahasan nilai ekonomi, terdapat beberapa referensi yang perlu kita pertimbangkan dalam penanaman tersebut, yaitu hasil produksi dari masing-masing jenis macadamia.

Pohon macadamia akan mulai berbunga dan belajar berbuah pada umur lima (5) tahun, dimana pada awal berbuah secara umum menghasilkan 5 sampai dengan 10 Kg buah, dan pada tahun berikutnya meningkat sebesar 2, 6, 10 %, maka macadamia pada umur ke 8 tahun akan menghasilkan 20 kg/ tahun dan seterusnya akan meningkat. Seperti di ketahui bahwa rata2 satu pohon macadamia itu bisa menghasilkan 40 kg bersih kacang macadamia tergantung jenis.

Dari tulisan Desiree Vilar in Macadamia Nuts (majalah Australia), bahwa Macadamia  akan berbunga dan berbuah berdasarkan umur, dan methode berkembang biaknya. Ada 3 jenis macadamia yang komersil di kembangkan karena produksinya, Yaitu:.
1. Macadamia integrifolia, adalah jenis yang memproduksi buah tertinggi. Hal ini karena jenis mudah beradaptasi dengan berbagai cuaca dan lingkungan. Rata-rata produksi kacang dari jenis ini adalah 50 kg kacang dalam setahun untuk satu pohon;
2. Macadamia tetraphyla dapa meproduksi sekitar 40 Kg karena bisa beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan kondisi iklim. 40 kg ini adalah produksi kotor dan memiliki nilai kualitas kacang yang inggi dan memiliki rasa yang berbeda.
3. Macadamia ternifolia adalah jenis yang prodktif dan aktif menghasilkan buah karena bisa melakukan penyerbukan sendiri, dan memiliki daya serap yang tinggi sehingga kacang yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi. Rata-rata pertahun 45 kg kotor. Jenis ini akan menjadi alternatif bila dikembangkan secara komersiel.

Dari penjelasan tersebut, maka bisa dihitung berapa nilai yang akan di dapat oleh petani yang saat tahun 2019 tersebut menanam pohon Macadamia. Saat ini tentunya pohon macadamia sudah berumur 5 sd 6 tahun, artinya sudah ada yang berbunga dan ada yg berbuah.
Hitung rata-rata pohon macadamia tersebut sudah berbuah dengan menghasilkan 6 sd 7 kg per pohon. Saat ini harga "roasted macadamia" seberat 250 gram di tokopedia berkisar antara 135 ribu sd 168 ribu.



Jadi berapa yang bisa di dapat oleh petani macadamia dalam satu tahun? tergantung jumlah pohon yang dimiliki dan kesuburan dari pohon tersebut. Seandainya satu petani mendapat 5 pohon, maka dia akan mendapatkan 50 Kgram kotor x 5 pohon, 250 Kg dengan residu lebih dari 80 %, sehingga petani bisa mendapatkan 40Kg kerin/pohon. da berat kering macadamia yang masih ada batoknya itu sekitar Rp/95 ribu, maka etani akan mendapatkan Rp.19 juta per-tahun.

Syarat agar madamia tersebut memiliki kualitas yang bagus, maka pemeliharaan, prunning, skema perdagangan dan pemasaran perlu dibangun, terutama oleh Pemerintah Daerah, mengingat transportasi dan standar kualitas belum bisa ditentukan.

Sebagai tindak lanjut dari penanaman tersebut maka beberapa persyaratan tersebut harusnya sudah di antisipasi.
dan semoga keberlanjuta penanaman Macadamia ini bisa berlangsung terus siapapun presidennya dan siapapun menterinya.










Kamis, 11 Januari 2024

 MACADAMIA

Macadamia merupakan genus  dari tujuh species yang ada di Australia,yaitu Macadamia claudiensis, Macadamia  integrifolia, Macadamia grandis, Macadamia jansenii ,Macadamia ternifolia, Macadamia tetraphylla, dan Macadamia whelanii. Dan ada satu jenis macadamia yang asli berasal dari Sulawesi yaitu Macadamia hildebrandii.

Ada pun species tersebut terbagi dua golongan, yaitu yang dapat dimakan (edible) dan yang tidak bisa dimakan karena beracun (poisonic).  Macadamia yang edible dan mudah ditanam serta sudah banyak dibudidayakan adalah Macadamia Tetraphylla dan Madacadamia integrifolia. Genus macadamia ini berasal dari Timur Laut New South Wales (NSW), dan Queensland Timur, Tengah dan Tenggara.

Asal kata macadamia berasal dari penemunya “John Macadamia” yaitu seorang "scientist dan Secretary Philosophical Institute of Australia. Sebenarnya kacang macadamia ini adalah makanan asli suku Aborigin Australia, dengan adanya pendatang dari Eropa maka kacang ini di eksplore, di budidayakan secara besar2an.

Menilik sejarahnya kacang macadamia ini pertama kali diproduksi secara komersial pada tahun 1932 oleh Hawaii, dimana bibit macadamia dari Autralia ini dibawa dan ditanam oleh “William Herbert Purvin” di Hawaii pada tahun 1880-an, makanya kacang macadamia ini pertama kali dikenal sebagai  “Hawaii-nut”.

Pada tahun 2015, secara global macadamia ini menghasilkan nut (kacang) sebesar 160.000 Ton. Dan pada saat itu harga sangat tinggi karena hanya Negara tertentu yang memproduksi, dimana Negara Afrika Selatan merupakan penghasil kacang macadamia yang terbesar saat ini, yang sebelumnya dikuasai oleh Australia, dan ini terjadi pada tahun 2004

Budi daya macadamia yag edible diperbanyak melalui cara okulasi, degan method ini pohon madamia akan produktif pada usia 5 (lima) tahun, dibandingkan bila kita menanam melalui benih (biji). Untuk tanaman hasil okulasi, paling tidak umur dua tahun setelah penanaman akan mulai berbunga, dan umur umur 5 - 7 tahun maka akan dapat di panen.  Secara umum, tanaman macadamia dari benih berproduktif pada umur lebih dari 5 (lima) tahun Macadamia akan berbunga kalau di daerah sub-tropis adalah pada saat musim semi, antara Maret dan September..

Tempat tumbuh macadamia lebih bagus di areal yang subur dan berdrainase baik. Akarnya cukup dangkal dan bila tidak pada "site" yang tepat maka akan mudah tumbang. Dan macadamia sangat renan terhadap enyakit akar "Phytopthora", Saat ini Macadamia banyak tumbuh di berbgai negara yang sesuai dengan tempat tumbuhnya, seperti Brazil, Costa Rica, Seladia Baru.

Kacang macadamia sangat kaya dengan nutisi, pada tahun 2019, kacang macadamia masuk ranking pertama kacang yang termahal di dunia. Dan saat inipun Kacang madamia masih masuk dalam ranking kacang termahal walaupun beberapa negara sudah mulai mengembangkan secara besar2an, yaitu India, Florida dan negara lainnya. Mengapa termahal? Selain gurih kandungan nutisi dari kacang ini sangat banyak dan tentu saja kandungan tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Indonesia, dalam hal ini Kementerian lingkungan dan Kehutanan menganggarkan penghijauan pada tahun 2019 dengan jenis Macadamia tersebut. benih telh di impor dari Australia, dan dilakukan pembibitan dengan beberapa persyaratan media tanam, dan specifikasi tempat tertentu. Penghijauan dengan macadamia tersebut, perlu di cari wilayah yang memiliki suhu di bawah 20 derajat celcius dengan tanah yang porous. Dengan persyaratan ini maka pemetaan wilayah sangat diperlukan.

Dari hasil beberapa survey secra terestriall , penanaman macadamia rata-rata berada di wilayah pegunungan dengan dengan ketinggian di atas 600 m dpl dengan suhu rata-rata miimal 22 derajat celcius.

Salah satu pembibitan yang cukup baik, dilakukan oleh Inhutani IV yang pada saat tersebut sebagai mitra KLHK dalam pengadaan benih dan bibit Macadamia. Area Inhutani IV tersebut di sumaera utara, dimana KLHK memiliki persemaian Hutaginjang, sehingga partnership tersebut berlangsung sukses.










bunga kamboja jepang