Santet adalah sebuah energi yang besar yang mempengaruhi kehidupan seseorang menjadi tidak baik-baik saja. Dan santet adalah suatu kegiatan ritual dengan mantra-mantra tertentu agar orang yang dituju akan sesuai dengan keinginannya.
Kehidupan santet biasanya terjadi pada masa-masa tradisional yang saat itu hanya menggunakan kekuatan pribadi dan mantra-mantra. Namun saat ini kegiatan santet masih terjadi pada era modern di daerah-daerah tertentu. Seseorang yang bisa melakukan santet pada umumnya memilik kekuatan spriritual yang bisa menstranfer kekuatannya sesuai dengan tujuan tertentu. Dan kekuatan sprititual ini bisa "dibeli" oleh orang-orang tertentu yang memiliki keinginan tertentu dalam hidupnya, atau dia membenci seseorang agar jatuh kehidupannya.
Istilah santet pasti akan memiliki konotasi yang kurang baik, mengingat santet tersebut tidak membuat seseorang yang dituju menjadi lebih baik. Ada beberapa istilah santet yang lain, tergantung dari daerah mana santet itu terjadi, tapi intinya bahwa transfer kekutanan spritula negatife itu terjadi.
Berdasarkan "wikipedia Indonesia" bahwa Santet adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Biasanya santet sering dilakukan orang yang mempunyai dendam karena sakit hati kepada orang lain. Santet dapat dilakukan sendiri maupun dengan bantuan seorang dukun. Secara etimologi, santet berasal dari bahasa Osing yang merupakan akronim dari frasa mesisan kanthet (biar terikut) atau mesisan benthet (biar retak). Mesisan kanthet, mantra magi kuning, sedangkan mesisan benthet, mantra magis merah.
Kekuatan santet bisa juga digunakan untuk menjatuhkan rival dalam acara kompetisi apa saja. Apalagi kalau kompetisi jabatan, maka segala cara dilakukan untuk menjatuhkan rival dengan berbagai kekuatan spiritual, fitnah atau disebut "black campain". Ada beberapa kekutan sihir di indonesia yang baru bisa di klasifikasi. dan pada umumnya jenis-jenis sihir terebut ada di Pulau Jawa, sedangkan di pulau lainnya masih beum di klasikasikan dengan jelas tapi alirannya masuk adalam kategori di bawah ini. Tabel di bawah ini bisa dilihat di wikipedia Indonesia.
Ada juga beberaparitual yang menggunakan bahasa Arab, dimana ilmu ini pada umumnya dari Persia. Dalam Klasika-kompas yang menyitir dari National Geographic Indonesia, sejarawan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said, Martina Safitry, menjelaskan secara etimologi dukun berakar dari bahasa Persia yang disebut dehqhan atau dehqn yang berarti orang desa dengan pengetahuan, kecerdasan, dan keahlian khusus.
Martina mengklasifikasikan ada tiga jenis dukun di masyarakat Nusantara. Pertama, dukun kaum priyayi yang cenderung menerapkan berbagai ilmu spiritual seperti puasa panjang dan meditasi dan mengklaim kekuatannya bersikap spiritual. Selanjutnya, dukun kaum santri yang biasanya menggunakan ayat-ayat suci dan menuliskannya di kertas. “Dukun kaum santri dan pengobatannya dilakukan berdasarkan pengetahuan medis ilmiah yang sebenarnya telah ditemukan jauh sebelum orang Eropa menemukannya,” ungkap Martina. Terakhir adalah dukun abangan. Dukun jenis ini biasanya cenderung menekankan pada teknik yang rinci seperti mantra, jimat, ramuan herbal, dan sejenisnya.
Di dunia [budaya] Jawa, dukun itu bukan saja agen pengobatan tapi dia sebetulnya adalah agen untuk semua persoalan hidup bagi orang Jawa, lalu dikatikan dengan ranah medis dan spiritual, kalau kita lihat prakteknya belakangan ini.” Hal itu tampak pada Pangeran Dipanagara yang memiliki kepercayaan pada dukun sebagai pengobatannya, meski di sisi lain ia juga menentang praktik dukun (Martina)
Dia melihat bagaimana dunia medis dan hal gaib terpisahkan di Indonesia saat ini. Padahal, dokter dari dunia Barat sebenarnya mencari tahu bagaimana pengobatan sebenarnya memiliki aspek spiritual, gaib, dan sihir, sebagai referensi medis masa kini, terangnya (National Geographic Indonesia).
Selain oleh kalangan Indo, Martina menejaskan, pengobatan tradisional yang dilakukan dukun sebenarnya sudah dituliskan dalam berbagai naskah atau babad, seperti Serat Centini, Serat Primbon Jampi Jawi, dan Serat Tata Cara. Tetapi, secara tradisionalnya, pemahaman dukun diajarkan secara langsung tanpa tekstual.
Martina adalah sejarawan dari UIN Raden Mas Said di Surakarta. Pemahaman tentang dukun dikerjakannya sebagai tesisnya, dan sebagian dari pembahasanya dijadikan tulisan pada buku Urip Iku Urub, Untaian Persembahan 70 Tahun Profesor Peter Carey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar