Senin, 26 Desember 2022

Sebuah Perhitungan (part1)

 Tak layak rupanya menyebut kejelekan seseorang dalam bentuk apapun, apalagi menyebut kelemahannya di depan umum. Tapi ini telah terjadi dimana perbudakan seorang perempuan masih terjadi dalam sebuah proyek besar yang dikelola oleh negara dimana hak seorang perempuan perlu diperjuangkan.

Adalah sebuah kisah dimana sebuah proyek dimenangkan oleh sebuah perusahaan konsultan INternational dari negara kelinci, proyek tersebut berkaitan dengan lingkungan. Dalam pelaksanaan proyek tersebut tentu saja ada beberapa konsultan nasional yang cukup cakap dalam bidangnya.

Proyek berjalan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, mengingat adanya corona terjadi pembatasan-pembatasan, antara lain tidak boleh adanya kegiatan di lapangan yang pengumumannya langsung diterbitkan oleh Perusahaan Pusat. Dan tentu saja batasan ini menjadi kendala pelaksanaan proyek di lapangan. tapi tidak seterusnya kan?

Aku sebagai salah satu konsultan nasional menegerti betul bahwa daerah sasaran proyek ini belum ada pembatasan, dan pembatasan ini hanya berlaku pada daerah tertentu. Sebagai putra nasional, aku menerabas ke lapangan pada awal pandemi, dimana aturan tersbut belum dilakukan secara menyeluruh. Tentu saja ini membuat perusahaan terutama jadi team leader menjadi ketar ketir karena mereka tidak menanggung resiko terkena Covid 19  terutama pembiayaannya. Hal ini tidak tercantum dalam kontrak individual dengan perusahaan tersebut. Jadilah aku sebagai satu-satunya konsultan nasional, perempuan lagi, yang terjun ke lapangan.

Pada tahun pertama, aku juga meraba-raba apa yang harus aku lakukan dengan tugasku, sebab bagaimanapun pekerjaanku adalah harus berkoordinasi dengan konsultan lainnya, dan kebetulan aku adalah konsultan yang terpanjang kontraknya. dengan memanfaatkan waktuku maka aku jalani terlebih dahulu dengan perkenalan ke dinas-dinas terkait di lokasi tersebut dimana proyek akan dilaksanakan. Perkenalanku pada tahun pertama merupakan aset bagiku agar proyek berjalan dengan baik nantinya, tanpa ada rasa pamrih karena aku melaksanakan pekerjaanku tanpa menyerobot pekerjaan orang lain. 

Pada awalnya pekerjaan ini memang sangat menantang tapi kemudian menjadi beban, mengingat team leaderku yang sudah tua tersebut belum juga ke lapangan, padahal kontrak sudah berjalan dengan pemerintah Indonesia. Apa yang harus kulakukan? aku hanya melaksanakan perintah atas pekerjaan orag ain, terutama pekerjaan dari wakil team leaderku, yaitu penyusunan anggaran.

Sudah tahu kan? bila penyusunan anggaran dari pemerintah banyak hal-hal yang harus dtampung atau bahkan ditambah-tambahi dengan hal yang tidak penting menjadi penting. Sebagai seorang mantan pegawai negeri sipil dan bahkan telah pernah menduduki jabatan yang tinggi, maka aku akan mengerti celah-celah penggunaan anggaran yang lebih menguntungkan pribadi. Dan masalah itu saya harus hadapi dengan PIU ,dimana PIU tersebut merupakan yunior saya dalam pekerjaan saat saya menjadi pegawai negara sipil. Banyak anggaran yang harus saya revsisi agar proyek tidak terbebani dengan akal-akalan dari PNS sebagai PIU. ini menjadi beban tersendiri baguku, menghadapi UPT yang bermasalah sejak dini, apalahi akan dibebani oleh anggaran dari proyek..tapi lets gone be by gone, saya tidak akan fokus pada hal ini. Yang saya fokuskan adalah respect dan komunikasi.

Fokusku adalah ketidak hadiran team leader dan wakilnya ke lapangan tapi tetap mengajukan anggaran untuk running the prrojek yang hasilnya adalah sebuah paper yang tebal dengan data dan informasi dilapangan yang minim, karena hanya aku sendiri yang ada di lapangan yang tentu saja banyak hal yang tidak ter-cover. Pertanyaan dan pernyataanku dalam hal ini adalah" begitu loyalnya perusahaan pada team leader yang belum pernah ke lapangan mendapatkan salary yang menuru ukuranku sangat besar".

Pergeseran pendapat pasti terjadi pada saat penyusunan buku dengan tanpa fakta dan data di lapangan, tapi ke -egoan seolah dia yang terbaik, membuat buku hanya kata-kata tanpa makna. Itu yang saya pikirkan. Kalau hanya uang , uang dan uang, maka isi dari buku atau laporan itu menjadi sampah. Dan ini terjadi pada proyek ini pada tahun pertama, dimana permintaan dana menjadi lebih besar dibandingkan produk yang dihasilkan.



Indonesia\December 2022




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bunga kamboja jepang