ada harapan disana tapi sekaligus ada keraguan
harapannya adalah bila saya menjabat yang lebih tinggi maka saya akan berbuat banyak membuat peraturan yang notabene dengan peraturan tersebut negara tersebut lebih bagus...
aduuh mak...mulia betul cita-cita saya, seolah-olah tidak ada manusia lainnya yang lebih baik dari saya
Dan seolah-olah pula hanya saya yang bisa mengatasi persoalan tersebut..
saya...saya..saya dan hanya saya.....😆😆😆
emang yang lain pada kemana?
untunglah segera disadarkan pada konteks yang hakiki tentang hidup, setelah sahabat saya SMA mengatakan bahwa saya kalau ikut test pasti akan fail di wawancara..
oh my God..temanku jauh-jauh dari Yogya, lobby sana lobby sini hanya akan mengatakan demikian??
Dan nyatanya temanku benar bahwa saya fail di wawancara...
Saya terbengong kok dia bisa benar ya??
saya jadi ikhlas,..😂😂😂 tapi dahi berkerut juga mengapa teman saya tahu, berarti ada pembisik dan penguasa yang telah menentukan masa depan saya..
saya percaya pada sebuah takdir...dan akhirnya saya mempercayai bahwa itu adalah takdir yang terbaik dalam kehidupan saya..
Karena dibalik sebuah kejadian pasti ada hikmahnya...dan saya harus bersyukur luar biasa..
keraguan...ya disamping ada harapan ada keraguan bila saya mencapai cita-cita saya..
Mengapa?
karena saya tahu diri bahwa saya hanya memiliki Allah SWT, tidak memiliki backing soda...upps..backing power to be up...
dan saya pun mendapatkan bisikan bahwa saya tidak memiliki pengarah gaya...ngakak saya..😅😅😅
Perihal keraguan, pernah seseorang mengatakan bahwa kalau melangkah jangan ragu, bahkan ini menjadi persyaratan utama bagi pengambilan keputusan di lapangan...
eeeiiitttt....saya kurang setuju terhadap statemen ini ,
karena keraguan itu muncul manakala hati nurani bermain, dimana keputusan hati nurani tersebut berseberangan mazhap dengan kondisi lapangan yang ada.
nggak mestilah bahwa keraguan itu sebuah kesalahan bagi pengambil keputusan, tapi dia harus meninggalkan keraguannya dengan memilih yang menenteramkan itu yang lebih baik.
Jadi dia yakin apa yang dia lakukan...bukan melawan hukum atau hanya menyelamatkan diri sendiri..tapi lebih ke konteks kebaikan organisasi bukan melindungi yang perlu diperbaiki.
Hanya keyakinan yang berkoridor kemaslahatan umat lah yang lebih dipentingkan bukan keselamatan kelompok..
aduuh mak...mulia betul cita-cita saya, seolah-olah tidak ada manusia lainnya yang lebih baik dari saya
Dan seolah-olah pula hanya saya yang bisa mengatasi persoalan tersebut..
saya...saya..saya dan hanya saya.....😆😆😆
emang yang lain pada kemana?
untunglah segera disadarkan pada konteks yang hakiki tentang hidup, setelah sahabat saya SMA mengatakan bahwa saya kalau ikut test pasti akan fail di wawancara..
oh my God..temanku jauh-jauh dari Yogya, lobby sana lobby sini hanya akan mengatakan demikian??
Dan nyatanya temanku benar bahwa saya fail di wawancara...
Saya terbengong kok dia bisa benar ya??
saya jadi ikhlas,..😂😂😂 tapi dahi berkerut juga mengapa teman saya tahu, berarti ada pembisik dan penguasa yang telah menentukan masa depan saya..
saya percaya pada sebuah takdir...dan akhirnya saya mempercayai bahwa itu adalah takdir yang terbaik dalam kehidupan saya..
Karena dibalik sebuah kejadian pasti ada hikmahnya...dan saya harus bersyukur luar biasa..
keraguan...ya disamping ada harapan ada keraguan bila saya mencapai cita-cita saya..
Mengapa?
karena saya tahu diri bahwa saya hanya memiliki Allah SWT, tidak memiliki backing soda...upps..backing power to be up...
dan saya pun mendapatkan bisikan bahwa saya tidak memiliki pengarah gaya...ngakak saya..😅😅😅
Perihal keraguan, pernah seseorang mengatakan bahwa kalau melangkah jangan ragu, bahkan ini menjadi persyaratan utama bagi pengambilan keputusan di lapangan...
eeeiiitttt....saya kurang setuju terhadap statemen ini ,
karena keraguan itu muncul manakala hati nurani bermain, dimana keputusan hati nurani tersebut berseberangan mazhap dengan kondisi lapangan yang ada.
nggak mestilah bahwa keraguan itu sebuah kesalahan bagi pengambil keputusan, tapi dia harus meninggalkan keraguannya dengan memilih yang menenteramkan itu yang lebih baik.
Jadi dia yakin apa yang dia lakukan...bukan melawan hukum atau hanya menyelamatkan diri sendiri..tapi lebih ke konteks kebaikan organisasi bukan melindungi yang perlu diperbaiki.
Hanya keyakinan yang berkoridor kemaslahatan umat lah yang lebih dipentingkan bukan keselamatan kelompok..
Dalam riwayat Ibnu Hibban dikatakan bahwa karena sesungguhnya kebaikan adalah ketentraman dan keburukan adalah keraguan.
selamat menikmati kegelisahan dan yakini bahwa kegelisahan itu bukan syaitan yang ada dalam hati anda, tapi tak lebih dari kontradiksi antara kebaikan dan kebatilan...dan lakukan yang menurut anda menentramkan anda kelak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar