Senin, 16 November 2020

Musim Gugur Selalu Bersamamu

 Musim gugur  bersamamu adalah salah satu yang aku kenang,

kita selalu "mojok" di tower cafe kampus, pasti segelas kopi yang menjadi tujuan kita,

kita hangatkan tangan2 kita pada cangkir panas untuk menahan angin musim gugur.

kita hanya beralasan untuk ngopi bersama, dan kita selalu saling menatap, tersenyum dan diskusi.

Kita lewati musim gugur dengan keriangan dan dari tower itu kita melihat dedaunan berubah warna.

kamu yang ambil jurusan ekonomi, pernah mampir di kelasku hanya untuk belajar makro ekonomi. kemudian saat istirahat kita selalu berargumentasi tentang pelajaran tadi sambil melangkah menuju mensa.

masa2 itu adalah masa-masa tangan kita masih halus, saat kulit tangan bersentuhan getar2 asa itu ada dan aliran itu memanaskan pipi kita, memerah dan kemudian kita tertawa. 

Hans, saat ini tangan kita mulai berkerut, tapi sentuhan itu tetap hangat, dan selalu kamu ucapkan "biarkan kita semakin menua, daun-daun akan berguguran tapi kopi kita harus selalu tetap hangat". Kau yang mentertawakan tanganku yang kecil dan coklat, serta rambutku yang hitam, membuatmu selalu rindu untuk melihatku. Hans, seorang Denish yang cakep dan selalu gagah di mataku, engkau pertama kali kukenal saat kita ke lapangan bersama. Aku yang di fakultas kehutanan, dan kamu yang ambil ekonomi ikut pelajaran itu. aku memang selalu cerewet bila ke lapangan dan itu membuatmu mendekat dan banyak bertanya. aku sadar bahwa kamu bukan temen sekelasku, tapi kamu kelas lain yang ikut nimbrung bersamaku. saat itulah kita terus diskusi samapi kelas berakhirpun diskusi. Mungkin karena kepribadiamu yang baik yang membuatku betah ngobrol bersamamu. 

Hans, saat ini kamu menatapku, binar-binar cinta masih melekat dalam sorot matamu, walaupun keriput disekitar matamu tampak, tapi aku merasakan bahwa kamu masih seperti yang aku kenal dulu, saat kuliah. Hans, perjalanan hidup kita saat berjuang untuk bersatu tidaklah mudah. Bagaimana aku menangis saat kewarganegaraan menjadi masalah dalam hidup kita, aku harus memperjuangkan antara cintaku padamu dan aku harus meninggalkan kebiasaanku di kampung. Kamu hanya mengatakan bahwa aku akan kuat melalui semuanya. Cintamu, senyummu, bau mu dan semangatmu untuk bersatu membuatku untuk selalu rindu berada di dekatmu. Tekad kita untuk bersatu di negaramu menjadi lebih kuat saat kau mengatakan bahwa kita akan selalu bersama sampai akhir hayat kita.

Hans, perjalanan panjang biduk kita memang selalu damai, sebab kamu selalu bisa mendamaikan saat aku sudah rindu pada kampungku. Engkau memberiku waktu luang untuk menjenguk sanak saudaraku. Pernah satu kali engkau menyusulku, karena aku terlalu lama berada dalam pelukan kampungku, dan sangat lucu bahwa kamu serasa mati separuh. Haaannss, kamu membuatku merasa sangat penting dalam hidupmu......akupun dengan suka cita memelukmu..aku juga kangen.

                                                       Hans, saat ini kita makin menua, biarkan dedaunan mengering asal kopi kita tetap hangat. Aku masih dan tetap mencintaimu.



Untuk Suamiku tercinta Hans Madhansen

seorang Denish yang selalu mencintaiku pada usia perkawinan kami ke 34.








Jumat, 06 November 2020

serba serbi covid 19


Bulan ini bulan panas, kata temanku. Dan bulan depan sampai dengan tidak tahu kapan, akan menjadi lebih panas. UUCK dianggapnya bola panas yang menggelinding bak "snow bowling" semakin ke hilir semakin membesar. "Apa sebab disebut bulan panas?", celetukku sambil seolah-olah agak tidak perduli..."iya...dengan adanya UUCK kita semakin "kefefet", sudah covid19 belum selesai, pekerjaan semakin sulit...ehhhh..UUCK ini makin bikin gerah gak karuan karena memperpanjang persoalan"...sahutnya semangat...

Yaaapp..percakapan singkat ini membuatku merenung,

Betapa Sang Khalik ini semakin tampak kuasaNYA pada kehidupan manusia.Hanya di sentil sedikit sudah kepanasan. Apalagi kalau memang benar2 terjadi kiamat besar itu, mau lari kemana kita semua? Selanjutnya  aku tidak mau berdiskusi tentang KuasaNYA, karena aku yakin bahwa ada skenario besar yang dimainkan oleh Sang Khalik kepada makhlukNYA. semoga kita semua terhindar dari amarahNYA.

Oh ya, kita kembali pada persoalan yang tadi. Kehidupan ini semakin ruwet, betapa tidak dengan adanya Covid19 yang melanda dunia, berdampak sangat nyata pada kondisi lokal, membuat kita semua sibuk, karena imbasnya ke semua lini. Awal muasalnya kita disuruh di rumah, lalu kita tidak boleh berinteraksi, setelah itu kita tidak bisa belanja secara bebas, lalu kalau mau pesan makanan lewat daring..akhirnya satu persatu warung tegal, warung Buk Sumi dan warung lainnya pada tutup karena tidak boleh buka dan tidak boleh dikunjungi. 

Proses penghentian kegiatan ini pastinya tidak dilakukan secara gegabah. Dan pastinya sudah dipertimbangkan dengan matang walaupun terkesan mendadak. Pemimpin mana yang tidak kalut kalau sampai warganya banyak yang sakit? Pemimpin mana yang tidak bingung bila warganya banyak yang meninggal karena dianggap terkena Covid19? Walaupun ada sebagian yang mengatakan bahwa kematian adalah sebuah takdir, tapi bila kematian itu terjadi akibat wabah? dan jumlahnya banyak? Pikiran saya gak bisa nyantol bila itu sebuah takdir.

Banyak yang menyamakan pandemi Covid19 ini sama dengan wabah pandemi Flu Spanyol, yang terjadi pada tahun 1918 (saya belum lahir waktu itu:)), dan yang paling banyak korban yaitu pada gelombang ke 2. Banyaknya korban tersebut karena kita lalai sehingga dianggapnya Pandemi sudah berakhir. Prediksi COVID19 pun demikian, banyaknya korban jatuh kemungkinan pada gelombang ke 2  daripada glombang sebelumnya, hal ini karena ketidak patuhan masyarakatnya terhadap protokol yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. tentunya juga karena jumlah dan fasilitas rumah sakit yang tidak memadai.

Mencekam, sepi dan duka...itu kesan yang saya dapatkan dari Covid19. 

Siapa yang tidak takut terhadap pandemi ini? rata2 orang tercekam oleh situasi tersebut dan melakukan upaya2 prefentif.  Tapi banyak juga yang menganggap remeh. Kalau dulu saat Flu Spanyol belum memiliki alat canggih untuk menginfomasikan kondisi yang diakibatkan oleh pandemi Flu Spanyol , tapi tidak adanya alat tersebut jumlah yang menjadi korban tercatat dengan baik. Bagaimana dengan saat ini? Walaupun kita memiliki alat informasi yang bagus dan akurat baik melalui Whatsap ataupun email, tapi karena kita lebih mengagungkan kebebasan, maka ketidak percayaan tersebut menjadi sebuah keniscayaan.

Lalu apa hubungannya antara Covid19 dan perilaku?

nah itu dia..berhubungan secara langsung agak sulit mencari tali penghubungnya, tapi kalau berhubungan secara tidak langsung pasti akan memiliki keterkaitan. Menurutku Covid19 adalah makhluk Allah SWT juga, dia akan bergerak apabila memiliki media yang cocok sesuai dengan persyaratannya dan tentu saja sesuai dengan perintahNYA. Sebagai seorang muslim pastinya sudah tahu bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, dan kehidupan ini tentu saja bertakar dan berimbang. Jadi Covid19 itu terkait dengan kebersihan??? Saya katakan 'iya banget", memang pencetusnya adalah senjata biologi (menurut berita), tapi setelahnya adalah tergantung pada perilaku kita. Andai saja kita sejak dulu (belajar dari Flu Spanyol) sudah terbiasa bersih, mencuci tangan telah dilakukan sejak dini, serta menggunakan masker di keramaian, batuk harus menutupi mulut kita...dan membuang sampah teratur dengan Tempat pembuangan Sampah (TPS) tidak dekat dengan lokasi masyarakat, maka InshaAllah hal ini tidak terjadi. Paling tidak upaya ini sudah menjadi standar minimal tidak tertularnya virus. Dan satu hal lagi, kalau gak penting-penting amat, gak usah lah membuat polusi di jalanan dengan knalpot yang mencemari udara, tinggal di rumah saja. Stay At Home


Masker Ala Syahrini bisa jadi pilihan anda

Jadi kelanjutan dari Covid19 yang diberitakan dari laboratorium Wuhan itu hanya pemicu...so, marilah kita mulai hidup bersih, jaga jarak, pakai masker, buang sampah yang teratur...




 Masker ala syahrini yang lainnya


Lalu Covid 19 dengan sumber alam bagaimana?

Banyak fakta mengatakan bahwa dengan membatasi kegiatan manusia, banyak ekosistem2 yang pulih. sebagai contoh adalah ekosistem pantai di beberapa tempat, dimana terumbu karang semakin bagus tumbuhnya. banyak ekosistem yang diuntungkan karena minimnya kegiatan manusia, paling tidak memberikan kesempatan bagi biota laut, terumbu karang memulihkan dirinya akibat dari ulah manusia. Pencemaran udara menurun akibat jarangnya kendaraan berlalu lalang. sehingga langit biru bisa kita nikmati di kota-kota padat seperti Jakarta pada beberapa waktu lalu.


so...stay at home


Jember 2020

 



Kamis, 05 November 2020

MEMBIRUKAN LANGIT MEGHIJAUKAN BUMI DENGAN MACADAMIA

 Membirukan Langit Menghijaukan Bumi dengan Macadamia

====================================
Menanam jenis pohon mungkin ini dianggap sepele bagi sebagian orang yang belum tahu makna arti sebuah ekosistem, sebab pekerjaan tersebut sepertinya pekerjaan yang sia2 dan tidak berdampak secara langsung pada langit dan bumi.
Namun slogan ini bukan tercipta hanya sekedar diangan-angan, karena bagi pegiat lapangan ini adalah sebuah motivasi yang menggerakkan tangan untuk berkarya. Bertahun tahun pegiat ini menghijaukan bumi walaupun ada yang gagal tapi banyak yang berhasil. Dan yang pasti karya itu tak nampak sekarang, sebab menanam pohon membutuhkan waktu yang lama untuk bisa dinikmati.
Seperti pagi ini, menanam macadamia di lahan pekarangan yang kosong adalah kegiatan menanam sebuah harapan. Harapan yang menginginkan masa depan lebih baik tentunya.
Kita tahu bahwa Macadamia adalah sebuah kacang fenomenal yang memiliki harga fantastis. Dan saat ini macadamia juga masih menjadi harapan bagi penanamnya serta masih diburu oleh individual yang tahu macadamia.
Di Australia, terutama wilayah NSW, satu rumah tangga yang memiliki pekarangan akan menanam macadamia, dan kacangnya dikonsumsi sendiri sebagai tambahan protein dalam keluarga. Pada umumnya untuk skala rumah tangga memiliki satu sampai dengan tiga pohon Macadamia. Mereka memanfaatkan kacang Macadamia dalam salad mereka, atau malah dijadikan bahan kue.
Mencontoh Australia, Mungkin nantinya macadamia di pekarangan ini akan saya perkenalkan ke orang2 sekitar, daripada lahan kosong maka sebaiknya menanam macadamia atau pohon lainnya yang bermanfaat. Dari hasil penelusuran, bahwa menanam Macadamia itu tak ada ruginya bila kita tahu manfaatnya. beberapa survey yang telah dilakukan di daerah Jawa Tengah, bahwa terdapat tanaman Macadamia yang dilakukan oleh Dinas2 lingkungan hidup terdahulu dan terbiarkan tanpa pemeliharaan. Sebagai contoh penanaman di wilayah Serayu Opak Progo, disalah satu kaki Pegunungan Serayu OPak, sudah pernah dilakukan penghijauan yang diidentifikasi adalah pohon Macadamia. Hanya orang-orang kampung sekitar tidak mengetahui bahwa buah dari Macadamia itu bisa dimakan (edible fruits). Setelh dikenalkan tentang Macadamia, orang-orang sekitar mengatakan...."oohhhh...itu Macadamia"....."pantesan anak2 kalau di sawah pasti berebut buahnya lalu ditindih pake batu dan dimakan..."..
naaah kan..baru tahu ya kalau bisa dimakan....kata anak2 yang saya temui rasanya enak dan gurih.
ya iyaaalaaah..enak...lah wong kandungan proteinnya lumayan bagus kok...

sebagai kalimat ngajak...yuuk...


Kita birukan langit dan Hijaukan bumi....

yuuk mariiiii.....Macadamia, Jember 2020

bunga kamboja jepang