Sabtu, 17 Februari 2018

NILAI EKONOMI JABON

1.      Jabon (Anthocephalus cadamba)
Jabon adalah Tanaman Kayu Keras yang cepat tumbuh, Tanaman Jabon termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1000 meter dari permukaan laut, pada jenis tanah lempung, podsolik cokelat dan aluvial lembab yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang ber-aerasi baik.
Jabon adalah jenis pohon cahaya (light-demander) yang cepat tumbuh. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 M dengan diameter (garis tengah ingkar batang) 11 cm. Pada usia antara 5 dan 6 tahun lingkar batangnya bisa mencapai 150 cm (diameter 40 cm sampai 50 cm), diameter pertumbuhan antara 5 cm sampai 10 cm/tahun. Pohon Jabon yang tumbuh dihutan pernah ditemukan mencapai tinggi 45 M dengan diameter lebih dari 100 cm. Bentuk tajuk tanaman jabon seperti payung dengan sistem percabangan melingkar, daunnya tidak lebat, batang lurus silindris dan tidak berbanir dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus. Batangnya bebas cabang sampai 60% dari keseluruhan tinggi batang, cabang rontok sendiri (self purning). Warna kayunya putih krem (kuning terang) sampai sawo kemerah-merahan. Kayunya mudah dikeringkan, mudah dipaku dan dilem, susutnya rendah. Sangat mungkin dimanfaatkan oleh Industri Furniture, Plywood / Kayu Lapis, Batang Korek Api, Alas Sepatu, Papan, Peti, bahan kertas Kelas Sedang. Pohon Jabon usia 6 tahun sudah dapat di panen.
Pengembangan budidaya jabon mempunyai peluang yang menguntungkan. Selain mudah diolah dan multifungsi, kayu jabon juga merupakan jenis fast growing species. Dalam satu tahun pertumbuhan diameter jabon mencapai 5 10 cm dengan tinggi pohon mencapai 3 – 6 m. Jabon dapat dipanen pada umur 5 sd 6 tahun, saat tersebut, diameter batang utama jabon dapat mencapai 30 cm.
Berikut adalah analisa sederhana budidaya jabon:
Berdasarkan hasil penelitian beberapa sumber, jenis jabon dapat dihitung analisa ekonominya dengan asumsi sebagai berikut:

a.       Asumsi
-      Lahan milik seluas 1 Ha
-      Target produksi 1 hektar 1111 batang dengan jarak tanam 3 x 3 m.
-      Biaya pekerjaan HOK sebesar Rp. 45,000 (1 HOK = 7 jam kerja/hari)
-      Masa pakai peralatan untuk produksi adalah 3 memerlukan reinvestasi sampai akhir daur produksi.
-      Potensial lost 12 %
-      Asumsi harga yang kita pakai adalah harga pesimis (di bawah harga pasar yang sesungguhnya)

  
Rincian biaya produksi selama 5 tahun:
a.       Biaya investasi
Tabel 7 Biaya investasi jabon masa daur 5 tahun
No       
           Komponen      
         Jumlah
          Satuan    
         Harga satuan
           Jumlah          biaya
1
         Hand sprayer
2
        buah
400,000
800,000
2   
         cangkul
10
        buah
100,000
1,000,000
       3         
           gembor
8
        buah
100,000
800,000
4
        garpu tarik
8
        buah
90,000
720,000
5
         ember
8
        buah
30,000
240,000
6
         selang roll
2
        buah
375,000
750,000
7
         Wheel barrow
3
        buah
540,000
1,620,000




           Total
5,930,000

   
                  Biaya Investasi = Rp. 5.930.000 x 2
                                            = Rp 11,860,000,-
Total biaya investasi tahun pertama dan biaya reinvestasi  tahun ke 4 yaitu :

 Biaya variabel:
Tabel 8 Biaya variabel jabon masa daur 5 tahun
No
Komponen
Jumlah
Satuan
Harga satuan
Jumlah biaya
       Biaya Input
         Bibit Jabon
-
-
-
Gratis dari PP
2
         Biaya transport angkut bibit
1
           kali
500.000
500,000
3
        Pupuk kandang
9730
           kg
500
4,865,000
4
        Pestisida
17
           kg
200,000
3,400,000
5
       NPK
1375
            kg
3,000
4,125,000
       Biaya tenaga kerja
         
6         pembukaan lahan              (borongan)
Paket 
2,000,000 
2,000,000
7
        pembuatan lubang tanam
50
HOK
45,000
2,250,000
8       penanaman
10
HOK
45,000
450,000
9
          Pemupukan dasar
8
HOK
45,000
360,000
10
          pemupukan tahun ke 1
10
HOK
45,000
450,000
11
          pemupukan tahun ke 2
10
HOK
45,000
450,000
12
          pemupukan tahun ke 3
10
HOK
45,000
450,000
13
         pemeliharaan 2 kali setahun
300
HOK
45,000
13,500,000
14
         penjarangan I
20
HOK
45,000
900,000
15
         Penjarangan II
40
HOK
45,000
1,800,000
16
         Pemanenan
60
HOK
45,000
2,700,000



Total 
38,200,000


    























Total biaya operasional adalah investasi, reinvestasi dan biaya variabel:
Rp 11.860,000 + 38,200,000 = Rp. 50,060,000,-

b.      Pendapatan dan keuntungan per hektar:

Tabel 9 Pendapatan penanaman jabon masa daur 5 tahun

Tahun Ke
Penerimaan
Prosentase penjarangn dari total tegakan
Jumlah kubik kayu yang dihasilkan (m3)
Harga per m3 (Rp)
Jumlah pendapatan bruto (Rp)
3   
        Penjarangan I
20%
30
     300,000
 9,000,000
4
       Penjarangan II
20%
100
     500,000
   50,000,000
5
         Pemanenan
60%
350
750,000
   262,500,000




Total 
321,500,000

Dengan  mempertimbangkan lost ratio sebesar 12 % (0.12 x total pendapatan)
Keuntungan
=
total pendapatan – total biaya – lost ratio

=
319,316,667 50,060,000 – 38,580,000

=
Rp.  232,860,000





 
Dari hasil perhitungan sederhana tiga jenis tanaman sengon, cempaka dan jabon tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa keberadaan persemaian permanen mempunyai fungsi penting. Penyediaan bibit berkualitas secara berkesinambungan setiap tahunnya menunjukkan bahwa persemaian permanen memiliki kontribusi besar dalam penanggulangan lahan kritis di Provinsi Lampung sekaligus diharapkan mampu mendorong pemenuhan kebutuhan kayu bulat di lampung. 


bunga kamboja jepang